Lihat ke Halaman Asli

POLTAK EFRISKO BUTARBUTAR

Profesional Development - Sokrates - Binus Creates

Belajar Menulis

Diperbarui: 3 Maret 2022   14:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen pribadi 

Akhir pekan lalu saya diminta oleh sebuah Lembaga keagamaan yang baru saja membentuk club menulis untuk anak-anak remaja atau bisa dikatakan untuk anak-anak di tingkat sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas.

Bagi saya, hal ini merupakan satu hal yang menarik bagi saya karena anak-anak saat ini sangat jarang memiliki kecintaan dalam hal menulis apalagi saat ini mereka telah digempur dengan hal-hal yang berkaitan dengan perkembangan teknologi termasuk di dalamnya budaya-budaya luar.

Saya masih ingat persis ketika saya masih mengajar di sekolah, anak-anak akan cepat stress atau selalu bilang malas ketika diajak ke perpustakaan dan diminta membaca dan setelah itu diminta menceritakan hal apa yang sudah dibaca tetapi mereka akan senang sekali jika diajak belajar dance ala-ala negeri seberang yang sedang ngetren sekarang ini.

Tidak ada yang salah sebenarnya karena mereka hidup di dunia itu sekarang tetapi satu hal yang tidak boleh dilupakan adalah bagaimana mereka untuk tetap diarahkan juga untuk kegiatan-kegiatan yang mampu mengelola kecerdasan yang Tuhan telah berikan kepada mereka yang mungkin saat ini belum mereka sadari.

Menulis bagi sebagian besar Remaja di negeri ini akan kalah populer dibandingkan dengan kegiatan lain yang ada di sekitar mereka bahkan ada sebagian anak-anak yang mendapat julukan cupu karena mereka memiliki hobi atau kegiatan yang tidak sejalan dengan rekan-rekan mereka.

Dalam diskusi tersebut yang dipandu oleh salah seorang pembina mereka, penulis menceritakan awalnya kenapa bisa memiliki hobi menulis dan bagaimana mempertahankan hal tersebut supaya tidak tergoda untuk meninggalkan hobi ini karena hobi ini kurang populer dibandingkan dengan hobi lainnya.

Penulis menjabarkan manfaat bagi menulis bagi diri kita ke depannya, bagaimana seorang penulis membantu kita menjadi seorang yang kreatif dan penulis sampaikan bahwa sebenarnya anak yang suka menulis adalah anak yang cerdas karena anak yang suka menulis pada umumnya adalah anak yang suka membaca dan jika dia suka membaca maka wawasannya akan lebih luas dibandingkan dengan anak yang tidak suka membaca buku di luar buku pelajaran yang wajib di baca.

Dari diskusi yang menarik itu, penulis merasa bahwa hal-hal seperti ini perlu terus dikembangkan dan ditingkatkan dikalangan remaja di Indonesia. Sangat jarang ada sekolah yang memiliki club menulis sedangkan karya-karya dalam dunia ini dilahirkan dari dunia menulis. Tidak ada novel menarik tanpa penulis hebat, tidak ada film yang menarik tanpa penulis scenario yang hebat dibelakangnya, tidak ada tawa di stand up comedy tanpa diawali dengan menulis.

Artinya karya-karya yang indah yang setiap hari kita lihat tidak lepas dari dunia menulis lalu mengapa kita tidak menggalakkan dunia menulis untuk anak-anak kita?

Hal ini bukanlah hal yang mudah karena anak-anak kita saat ini lebih senang memainkan jari-jarinya di smartphone mereka dibandingkan memegang buku dan membaca isinya. Mereka akan lebih semangat jika diajak bermain game online dibandingkan menceritakan apa yang dialami dalam sebuah tulisan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline