Lihat ke Halaman Asli

POLTAK EFRISKO BUTARBUTAR

Profesional Development - Sokrates - Binus Creates

Tak Cukup Hanya Presentasi

Diperbarui: 2 November 2021   11:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Pribadi

Komunikasi merupakan salah satu bagian penting dari skill yang harus dikuasai oleh generasi pengganti bangsa ini dan memiliki peranan yang sangat penting dalam setiap kehidupan manusia karena tanpa disadari kesalahan dalam berkomunikasi membuat seseorang mengalami bencana, seperti berurusan dengan hukum, menjadi hujatan di media sosial dan mendapat stigma negative di masyarakat. Tentunya hal tersebut sudah sering kita lihat saat ini dan beberapa tahun terakhir sejak kemunculan dari media sosial yang sangat digandrungi oleh masyarakat.

Sesungguhnya komunikasi bukanlah hal baru bagi kita karena setiap hari kita gunakan komunikasi dalam bersosialisasi di dalam masyarakat dan mungkin itu yang membuat sebagian masyarakat mengangap bahwa komunikasi bukanlah sesuatu hal yang penting karena sudah diterapkan setiap hari tetapi kadang orang lupa di tingkat Perguruan Tinggi ada Fakultas Komunikasi, di tingkat kursus ada yang disebut dengan kursus public speaking. 

Dengan kata lain untuk dapat melakukan komunikasi dalam setiap bidang kehidupan bermasyarakat dibutuhkan proses belajar yang mungkin cukup panjang meskipun di tingkat sekolah belum ada mata pelajaran komunikasi tetapi minimal kita bisa ajarkan atau integrasikan dalam setiap mata pelajaran yang pendidik ampu.

Salah satu hal yang membuat penulis tertarik dengan komunikasi dan mencoba berbagi melalaui tulisan ini adalah dari pengamatan penulis terhadap perkembangan bisnis digital yang mampu meraih investasi jutaan dollar seperti yang dilakukan salah satu online shop yang terkenal di Indonesia saat ini. 

Patut diajungi jempol akan kemampuannya berkomunikasi karena mampu meraih investor dari luar negeri dengan jumlah yang sangat besar, padahal dia bukan lulusan luar negeri, Pendidikan strata 1 dan pengalaman kerja hanya sebagai penjaga warnet disamping kampusnya tetapi investor begitu percaya akan kemampuannya dan hal itu tentunya tidak akan mungkin jika tidak didukung oleh kemampuan berkomunikasi yang luar biasa dan itulah yang perlu dipelajari oleh generasi-generasi mendatang.

Untuk memiliki kemampuan seperti itu apakah cukup dengan meminta anak melakukan presentasi di depan kelas dari tugas yang disampaikan oleh Gurunya? 

Tentunya tidak, tetapi harus ditambahkan dengan pengetahuan-pengetahuan komunikasi lain, bahkan kalau diperlukan lakukan kolaborasi dengan pelajaran lain. Hal-hal yang perlu mereka pelajari dalam komunikasi menurut penulis antara lain :

  1. Tahapan Berkomunikasi. Memahami tahapan dalam berkomunikasi seperti opening (membuka pembicaraan), inti pesan yang mau disampaikan, dan bagian penutup (Closing) dari sebuah pembicaraan. Mempelajari hal ini memang tidak mudah karena memerlukan Latihan dan pengalaman yang cukup intens tetapi minimal mereka sudah memahami tahapan dalam berkomunikasi dan suatu saat dia berbicara dengan orang lain sudah tahu pola seperti apa yang akan diterapkan.
  2. Gesture (Sikap) dalam bicara. Tentunya seseorang tidak akan percaya dengan apa yang akan kita sampaikan jika tidak didukung dengan Gesture yang meyakinkan. Seorang penjual ketika menawarkan produknya ke konsumen tentunya harus dengan sikap yang meyakinkan dan terlihat percaya diri dan bersemangat ketika menawarkan barang. Bagaimana kita meyakinkan konsumen kita sendiri tidak percaya diri akan barang yang kita akan jual, hal tersebut sama halnya dengan meyakinkan orang akan kemampuan diri kita harus didukung dengan sikap dan penyampaian yang baik.
  3. Nada bicara. Ada orang yang ketika berbicara di depan umum, nadanya datar terus dari awal sampai akhir tanpa dibarengi dengan intonasi nada bicara selama berbicara di depan orang banyak. Tentunya kalau kita mendengar orang berbicara seperti itu tentunya akan membuat kita mengantuk dan akan cepat jenuh ketika mendengarkan kita berbicara. Tentunya akan berbeda dengan orang yang menggunakan intonasi, pastinya orang tidak akan cepat bosan ketika mendengar bahkan mereka dapat terhibur ketika mendengar kita berbicara.
  4. Pengunaan kosakata yang baik dan benar. Dalam komunikasi harus didukung dengan penggunaan kosakata yang baik dan benar sehingga orang lain dapat memahaminya. Hindari juga pemahaman dimana dengan menggunakan kata-kata asing merasa lebih hebat walaupun lawan bicara tidak memahami artinya. Dalam komunikasi gunakan kata-kata yang benar-benar dipahami sehingga orang lain dapat menerima apa yang kita sampaikan dengan baik.
  5. Mempertahankan Argumentasi. Tentunya jika kita menyampaikan sesuatu kepada orang lain tidak lepas dari pertanyaan, dengan kata lain kita harus mampu memberikan jawaban dengan mempertahankan argumen yang sudah kita sampaikan di awal dan hal tersebut juga perlu dipelajari. Misalkan bagaimana menangkap point penting dari pertanyaan dan jawaban apa yang perlu kita sampaikan dalam menjawab pertanyaan tersebut sehingga argumentasi kita dapat tetap kita pertahankan.
  6. Bertanya dan menjawab Pertanyaan. Semakin orang banyak bertanya berarti orang lain sudah mulai memahami apa yang kita sampaikan meskipun dalam kenyataanya saat ini yang terjadi adalah sebaliknya. Orang Indonesia ketika ditanya "Apakah ada Pertanyaan?" semuanya terdiam, termasuk ketika ada di kelas sehingga Guru tidak tahu apakah peserta didiknya paham atau tidak. Hal tersebut mungkin saja disebabkan karena Peserta Didiknya tidak memahami cara mengajukan pertanyaan akan materi yang disampaikan oleh Gurunya karena mereka jarang atau bahkan tidak pernah diajarkan bagaimana bertanya dengan baik apalagi menjawab pertanyaan dengan baik.

Masih banyak hal yang perlu dipelajari dalam hal berkomunukasi karena ini berkaitan dengan skill. Tidak hanya komunikasi verbal, komunikasi secara non verbal juga perlu dipelajari dengan baik. 

Salah satu hal yang pasti, hal ini tidak hanya dapat dipelajari dengan presentasi saja tetapi gunakan metode-metode lain seperti metode role play, debat, atau dengan metode dramatik. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline