Pada bulan November 2020 yang lalu ada seorang Kepala Sekolah sebuah sekolah kejuruan yang menyampaikan kepada saya dalam sebuah seminar mengenai lulusan dari sekolah kejuruan mengalami kesulitan untuk diterima dalam dunia pekerjaan karena banyak perusahaan atau industri yang meragukan komptensi dari lulusan kejuran tahun ajaran 2019-2020 (angkatan Covid) dikarenakan kurangnya praktek kompetensi pada proses pembelajaran dilakukan secara Online (PJJ) sedangkan tidak semua praktek kejuruan dapat dilakukan secara online seperti jurusan manufaktur dimana membutuhkan praktek langsung dan mereka tidak akan bisa kuasai hanya dengan menonton Video ataupun dilakukan melalui Video Confrence.
Tentunya hal ini harus menjadi perhatian bersama, bagaimanapun salah satu kelebihan dari SMK adalah mereka siap untuk masuk dalam dunia Industri dan menjadi tanggung jawab bersama untuk memberikan jaminan akan kompetensi yang dimiliki oleh lulusan SMK dan hal ini memang agak sedikit sulit untuk dilakukan jika yang memikirkan ini hanya pihak sekolah tetapi dibutuhkan kebersamaan dari semua pihak dalam membantu masalah yang dihadapi oleh sekolah kejuruan kita.
Sulit dibayangkan bagaimana seorang peserta didik SMK yang seyogianya memiliki keterampilan las, bubut, bongkar pasang mesin tetapi tidak mempraktekkan secara langsung karena bagaimanapun ini adalah skill yang tidak bisa dikuasai, hanya dengan melihat tanpa mempraktekkan.
Dari pemikiran penulis ada 3 hal yang dilakukan untuk lulusan angkatan Covid ini :
- Sertifikasi. Ada baiknya sekolah memfasilitasi para peserta didik untuk mengambil sertifikasi sesuai dengan jurusan yang mereka ambil walaupun mereka sudah lulus. Dengan kata lain walaupun angkatan Covid sudah lulus tetapi mereka dapat mengambil sertifikasi lagi baik di sekolah maupun pada lembaga lain yang sekiranya memiliki ijin untuk melakukan sertifikasi sehingga dunia Industri dapat lebih percaya akan kompetensi dari lulusan kejuruan. Hal ini juga dapat menjadi perhatian dari BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi) untuk membantu proses pelaksanaan sertifikasi bagi lulusan SMK.
- Kerjasama dengan Komunitas Masyarakat. Kerjasama ini dapat dilakukan dengan masyarakat pemilik usaha yang ada di sekitar sekolah atau peserta didik. Misalkan jika perserta didik jurusan otomotif maka dia dapat mencari bengkel untuk melakukan praktek ataupun sekolah memfasilitasi antara pemilik usaha yang ada di sekitar domisili peserta didik dengan peserta didiknya, yang intinya adalah memberikan ruang untuk peserta didik dalam mencapai kompetensinya.
- Kerjasama langsung dengan Industri. Tentunya sekolah kejuruan sudah memiliki kerjasama dengan dunia insdutri karena di sekolah kejuran ada juga yang namanya PKL (Praktek Kerja Lapangan) dan hal tersebut dapat juga dimanfaatkan dalam menjaga kompetensi dari peserta didik. Misalkan para peserta didik dapat melakukan praktek di Industri tersebut karena pada umumnya Industri-industri memiliki fasilitas untuk pelatihan para karyawannya, baik karyawan baru maupun karyawan lama yang ingin mengembangkan kompetensinya. Sekolah dapat memanfaatkan hal tersebut dengan menitipkan para peserta didiknya untuk belajar mengembangkan kompetensinya.
Semua kegiatan yang penulis sampaikan diatas tentunya harus memperhatikan protokol kesehatan di era pandemi yang melanda negara kita saat ini, dan tentunya masih banyak hal yang dapat kita lakukan untuk membantu peserta didik kita dalam menjamin kompetensinya walaupun mereka harus belajar secara jarak jauh atau online. Selain itu sekolah kejuran juga sudah perlu memikirkan untuk meningkatkan kompetensi dari para peserta didiknya dalam menghadapi dunia Industri yang memasuki era baru dengan berbagai perubahan baru. Salam Merdeka Belajar
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H