Lihat ke Halaman Asli

Awal Tahun 2014. Elektabilitas Gerindra Terpuruk, Ical Ambruk

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13886640151229642182

[caption id="attachment_303292" align="alignnone" width="491" caption="sumber : pesatnews"][/caption]

Linimasa twitter dan sosial media terus dibanjiri berbagai komentar seputar kandidat calon presiden 2014 dan Partai Politik yang akan bertarung. berikut analisa berdasarkan data yang ditampilkan oleh politicawave.com

Hari ini, Kamis, 2 Januari 2014, ternyata bukan hari yang baik untuk Capres Partai Golkar Aburizal Bakrie dan Partai Pengusung Capres Prabowo Subianto Partai Gerindra. keduanya menuai sentiment negatif dari linimasa twitter di awal tahun. bahkan Ical makin terpuruk sejak kasus Ratu Atut mencuat ke publik.

Aburizal Bakrie (ARB/ICAL)

[caption id="attachment_303288" align="alignnone" width="369" caption="sumber : politicawave.com"]

13886637631063061332

[/caption]

"Lagi-lagi calon presiden Golkar ini tak mampu beranjak dari posisinya jauh di bawah rata-rata elektabilitas kandidat lain, bahkan ical kian ambruk, mencatatkan rekor sebagai capres paling anjlok.Sikap Ical dalam menghadapi kadernya yang tersangkut Korupsi seperti Ratu Atut menjadi pemicu sentiment negatif pengguna linimasa, bahkan kicauan dan tulisan sosial media menghantarkan ical pada sentiment index -69.05 % dengan Net Sentiment -20959.

ketidaktegasan Ical dalam memecat Ratu atut sebagai fungsionaris DPP Golkar mengulangi kegagalan Ical dalam beberapa kasus sebelumnya, tidak pro pemberantasan korupsi, inilah kicauan yang mewarnai nama Ical di Sosial media. sehingga Net Reputation Ical ada di angka -64,06%

  • Sentiment Index : -69,05%
  • EMSS : -68,43%
  • Net Reputation : -64,06%

Gerindra

[caption id="attachment_303290" align="alignnone" width="353" caption="Sumber : politicawave.com"]

13886637961494828315

[/caption]

Perjanjian Batu Tulis antara PDI P dan Gerindra yang heboh di Sosial Media ternyata tidak menguntungkan Partai Gerindra, bahkan beberapa kicauan mencibir Partai besutan Prabowo Subianto ini, selanjutnya kehebohan seputar kisruh Ahok-Gerindra-PDIP sangat merugikan Gerindra di Sosial Media.

Dukungan publik sosial media kepada Ahok untuk meninggalkan Gerindra memicu sentiment negatif terhadap Gerindra. Kisruh Ahok-Gerindra ini dimulai satu bulan lalu saat Ahok secara blakblakan menyampaikan bahwa dirinya mendapat tekanan dari Partai Gerindra terkait sejumlah kebijakannya selaku Wakil Gubernur DKI yang dianggap tidak populis dan akan mengancam perolehan suara Gerindra di Pemilu 2014."

"Gerindra pernah marah ketika Pemprov DKI mengambil kebijakan tidak pro kepentingan 2014 alias tidak populis," Ujar Ahok saat acara rembug Provinsi 2013 satu bulan lalu di Hotel lumire Jakarta. senin (2/12).

Ahok mengungkapkan, Kebijakan yang membuat partainya tidak senang salah satunya adalah penertiban PKL, "Semua PKL harus disikat habis, caranya naikkan denda, ada yang protes, ada yang lapor Komnas HAM sedangkan Partai marah sama saya, mereka mikir momen 2014, memanfaatkan orang-orang itu untuk pilih," terang Ahok

Apa yang diungkapkan Ahok ini tentu memunculkan sentiment negatif yang sangat tinggi terhadap Gerindra, dianggap sebagai Partai Pragmatis yang memafaatkan Ahok untuk meraih kemenangan Pemilu.

  • Sentiment Index : -25,7%
  • EMSS : -16,55%
  • Net Reputation : -72,77%

*Data monitoring elektabilitas capres dan partai politik di sosial media ini menggunakan Politicawave.com, namun hasil analisa ini menjadi tanggungjawab politicalway institute sepenuhnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline