[caption id="attachment_355887" align="aligncenter" width="328" caption="Pic source :www.suxe.co.uk"][/caption]
Sering kali kita dibuat jengkel dengan ulah juragan listrik yang byar pet tanpa pemberitahuan , bahkan untuk pengguna listrik prabayar , stress nya berlipat ganda , mulai dari error system sampai pening kepala kalau terlambat isi tokennya .Bunyi tiiit ....tiiit ...tiiit nya itu lho yang bikin pening minta ampun . Krisis listrik ...itu alasan yang seringkali kita dengar dari para pejabat negeri ini ....dan kita dihimbau untuk berhemat daya ....nggak keberatan sih sebenernya , tanpa dimintapun kita sudah berhemat daya , apalagi kalau kita lihat tagihan listrik yang kian membengkak dan naik naik terus gitu .
Nah tulisanku kali ini kubuat dengan spirit go green , hasil nguping - ngupingku dengan beberapa temen manca negara yang pernah lihat aku mulung di bantar gebang dan merangkap jadi guide tour de sampah arround Jakarta ...itu istilah ku kalau lagi mulung , biar agak keren dikit kedengarannya. Biasanya mereka takjub luar biasa saat aku jelasin ke mereka sambil berdiri di pinggir kali yang penuh sampah ...hadew ...malu lho ...pi positif thinking aja lah ....toh sebenernya yang mengapung di kali itu uang ....ya , orang Indonesia itu kaya , uangnya dibuang buang sembarangan ...padahal kalau ketahuan Pak Ahok pasdi disemprot habis dan juga di denda ....pi cuek aja lah , Pak ahok kan nggak lihat ...atau jangan sampai kelihatan Pak Ahok kalau buang sampah dikali ....hadeeeh ....sedihnya ...
Nah dari hasil bincang bincang dengan para tamu manca negara itu , aku tertarik dengan satu system yang seharusnya bisa jadi solusi untuk menambah kuota produksi listrik dan mengatasi problematika perlistrikan di negeri ini , sekaligus juga bisa menjadi satu solusi penanganan sampah di Indonesia ....Refuse Derived Fuel ....itu adalah produk yang dihasilkan dari sampah dan sudah dikembangkan di banyak negara maju . Korea Selatan yang kali ini jadi tamu Tour de Sampah yang aku buat , termasuk negara yang menerapkan system itu dan sudah banyak diakui efektifitasnya bagi lingkungan dan pengendalian masalah energi dan sumber daya alternatif. Aku jadi mikir , kalau mereka bisa , kenapa kita nggak bisa sih ...?
Nah Refuse Derived Fuel ini termasuk sebagai sumber energi terbarukan yang kelihatanya belum terimplementasi di negeri cantik Indonesia ini ...Padahal Indonesia pasti bisa makin cantik kalau bebas dari sampah . Dengan menerapkan system ini , Indonesia akan mendapat keuntungan ganda tentang pengendalian lingkungan dan juga membuat sistem energi terbarukan ....Produksi sampah yang begitu besar dan terus bertambah dinegeri ini juga menjadi satu daya tarik investasi yang cukup menggoda untuk dicoba. Karena Refuse Derived Fuel ini , selanjutnya kusingkat jadi RDF aja deh , berfungsi sebagai bahan bakar alternative pengganti batu bara ....nah ! Ciamik kan ...? Pertambangan batu bara yang selama ini banyak merusak wajah cantik bumi pertiwi pun bisa kita minimalisir dengan adanya sistem RDF ini . Trus kalau menarik kenapa nggak ada yang coba ....? Nah itu dia masalahnya ... Sampah yang jadi bahan baku kita punya banyak buanget , kok nggak dimanfaatin ...? Yang ada diributiiiiin terus ...Banyak yang teriak teriak bau ...tapi buang sampah nggak dipilah pilah , got dan kali mampet bikin banjir teriak lagi ...Gubernurnya yang salah ...padahal sendirinya yang plang -plung buang sampah sembarangan , dikira Gubernur kerjanya cuma melototin warga buang sampah apa ? Kasihan juga ya jadi Gubernur ....Eiiit jadi ngomongnya kemana mana .
Tadi kubilang apa ya ...o iya , kalau menarik kenapa nggak ada yang coba ...? Nah disitu rupanya yang menggelitik untuk dicari tahu . Banyak investor datang ke Indonesia , banyaaak banget . Tapi biasanya mereka tertarik berinvestasi di sektor pertambangan dan Industri . Kenapa ? Karena Negeri ini kaya akan sumber daya alam dan mineral , dan di sektor Industri pun tak bisa dipungkiri kalau biaya tenaga kerja di Indonesia masih jauh lebih murah dibanding negara lain . Dan sedikit sekali dari para investor ini melirik sektor pengelolaan sampah meskipun mereka tahu prospek nya bagus di Indonesia . Kenapa ? Jawabnya singkat ...RIBET !!! Ngurus perijinan di bidang sampah sama ribetnya dengan bidang pertambangan , sama sama mahal dan harus sikut sikutan (kebetulan aku juga pernah jadi buruh tambang , jadi tahu rasanya ), ditambah lagi harus ngadepin LSM -LSM nggak jelas yang kurang kerjaaan dan rajin provokasi warga demi amplop pemimpinnya . Belum lagi kalau ditanya orang ..." Eh , bisnis apa sekarang ? jawabnya "Tambang " reaksinya WOW trus deket deket , nah pas ditanya "Bisnis apa sekarang ? " ...Jawabnya " Sampah ..." Reaksinya langsung Oooh trus ambil tissue , duduknya jauhan ...hikz ....Padahal die nggak tahu dibalik tumpukan sampah itulah harta karun tersembunyi .....
RDF bisa di terapkan di Indonesia , dengan karakteristik sampah yang amburadul sekalipun. Dari hasil yang sempet ku sampling , sampah Jakarta yang menggunung di bantar gebang mempunyai kalori 4300 Kcal sebelum di treatment , dan mengandung Na dan sulfur tinggi . Artinya masih mungkin menghasilkan kandungan energi 4800-5200 Kcal setelah di treatment . Hampir setara dengan batu bara ....dan dengan mengadopsi total system RDF bisa menjadi alternatif energi terbarukan pada sektor industri maupun retail.
Namun mewujudkan itu semua , butuh dukungan berbagai pihak , terutama pembenahan regulasi tentang investasi yang berkaitan dengan konservasi lingkungan hidup. Harusnya tidak pukul rata , perlu perhatian dan dukungan nyata dari pemerintah dan para pembuat regulasi untuk memberi satu nilai plus untuk menarik minat investor yang tertarik berinvestasi di bidang ini . Jangan pukul rata , karena kita masih membutuhkan transfer tekhnology dari negara lain ....
Kembali lagi ke Judul yang kubuat , Listrik dari sampah , mungkinkah ...? Jawabanku ...SANGAT SANGAT MUNGKIN ! sayangnya aku nggak bisa ulas tuntas disini ...kepanjangan ...hehe...
Salam Go green dari Pojok Moengiel
Penulis adalah salah satu pemulung dibantar gebang yang mengais rejeki dari sampah yang anda sia sia kan .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H