Hari kebangkitan nasional ( HARKITNAS ) yang setiap tahun di peringati rakyat Indonesia merupakan suatu anugerah dan warisan semangat untuk tiap generasi.
Tiap generasi mempunyai ujian dan zamannya masing-masing, namun semangat kebangkitan lah yang bisa mengimbangi problematika negeri yang hijau ini.
Dari tokoh dr. Wahidin Soedirohoesodo lah sejarah hari kebangkitan ini dimulai, organisasi modern di tahun 1908 yang bernama kan Boedi Oetomo di diri kan nya. Sejarah kelahiran organisasi Boedi Oetomo ini dijadikan hari kebangkitan nasional tanggal 20 Mei.
Setiap tahun tema peringatan hari kebangkitan nasional selalu berganti-ganti, menandakan negara Indonesia memang punya daya bangkit melalui tema atau slogan. Hal ini menjadi perhatian untuk kita semua, tema yang berganti apakah sudah kita ikuti dan di implementasi kan dalam bermasyarakat dan bernegara.
Derasnya konflik kepentingan pada setiap pemilihan presiden, legislatif, kepala daerah maupun tingkat terbawah kepala desa seringkali tidak mencerminkan kebangkitan negara untuk terbang lebih tinggi di cakrawala dunia.
Masalah-masalah atau dendam dalam kontes PEMILU justru menjadi kebencian yang panjang merusak keutuhan bernegara.
Permusuhan panjang sesama bangsa indonesia bisa terlihat di media sosial maupun media nasional. Ketidak akuran malah menjadi tontonan harian dengan di iringi cacian suporter bawaan.
Tahun ini HARKITNAS harusnya bisa menjadi momentum kebangkitan nasional dalam perenungan wabah virus yang makin melebar di Indonesia. Diperlukan persatuan dalam momentum ini, tumbuhkan lah cinta tanah air untuk melepas permusuhan.
HARKITNAS tahun ini ada di penghujung Ramadan, dimana hari-hari akhir Ramadan ada satu hari yang sungguh luar biasa yaitu Lailatul Qadar. Mudah-mudahan doa optimisme kebangkitan bangsa ini segera terwujud dan dihilangkan segala permusuhan yang ada, apalagi lebaran sebentar lagi