Lihat ke Halaman Asli

Flash Fiction

Diperbarui: 25 Juni 2015   02:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

AFFAIR

Ine menatap Herman penuh sesal. Entah apa yang ingin dia katakan kepada Herman. Tanpa mengucap, Herman sudah bisa membaca perkataannya.

“Ada apa ne? Sepertinya kau gelisah saja dari tadi.”

“Iya her. Aku merasa menyesal tlah mendustaimu.”

“Mendustaiku?”

“Iya her, apa kau masih ingat Sultan?”

“Yang kita ketemu di pesta kemarin?”

“Iya.”

“Kenapa?”

“Dia ayah Kirana.”

Deggggg……. perkataan yang menghujam dan menghempaskan jantung Heru.

MERINDING

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline