Lihat ke Halaman Asli

Pangeran Nayif Calon Raja Saudi

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_144731" align="aligncenter" width="696" caption="pangeran Nayif"][/caption] Berita hangat hari ini pasca wafatnya pangeran Sultan bin Abdul Aziz adalah dipilihnya pangeran Nayif bin Abdul Aziz sebagai putra mahkota negara pemasok minyak terbesar didunia. Seperti yang diketahui pangeran Sultan meninggal diusia 80 tahun pada hari sabtu 28 oktober 2011 di rumah sakit Presbyterian - New York, Amerika Serikat. Jenazahnya dibawa pulang dan dimakamkan di pemakaman keluarga al Su'ud di Riyadh. Acara pemakamannya disiarkan live di telivisi. Hadir ketika itu raja Abdullah yang duduk diatas kursi roda karena masih lemah setelah operasi beberapa bulan lalu, kemudian tampak juga presiden Palestina dan perwakilan pimpinan negara dari Suriah, Yaman, Libanon, Mesir, Brunai. Hadir juga tokoh lain setelah pemakaman wakil presiden amerika serikat. Sebelumnya pangeran Nayif menjabat wakil kedua perdana menteri. Memang Arab Saudi menganut sistem kerajaan, raja menjadi pemimpin tertinggi, dibawahnya ada perdana menteri lalu wakil perdana menteri dan wakil kedua perdana menteri. Jadi ada 3 lapis dibawah raja. agak ribet ya tapi begitulah sistemnya, sehingga jika sewaktu-waktu raja wafat bisa langsung digantikan oleh perdana menteri seperti yang terjadi pada raja Faisal yang dibunuh oleh keponakannya pangeran Musaed. Banyak spekulasi berkembang saat ini setelah berkurangnya keturunan raja abdul aziz al su'ud karena wafat. Saat ini konon 'tinggal' dua orang yaitu raja abdullah (86 tahun) dan pangeran naif (78 tahun) padahal dulu bapaknya alm. raja Abdul Aziz pernah berwasiat bahwa yang berhak memimpin negara ini hanya anaknya titik sehingga belakangan ini muncul gagasan dari kerajaan untuk merubah wasiat tersebut. wallahu a'alam semoga aja, tidak terjadi perang saudara saat perubahan itu karena harus diakui Arab Saudi termasuk negara 'terkuat' di dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline