Lihat ke Halaman Asli

Teroris Lebih Baik Daripada Koruptor

Diperbarui: 26 Juni 2015   11:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dewasa ini, setidaknya ada dua kejahatan tingkat kakap yang kerap menghantui negeri kita. Yang pertama adalah terorisme. Usaha pemerintah menekan kejahatan yang satu ini tidak main-main. Meski pemerintah masih mempunyai banyak PR untuk memberantas kejahatan terorganisir ini sampai ke akar-akarnya, usaha yang berwenang sampai saat ini bisa dibilang cukup berhasil, bahkan katanya sampai mendapat pujian dari dunia internasional. Kejahatan yang satu lagi adalah korupsi. Persoalan korupsi di negeri ini sudah sangat kronis dan usaha pembasmiannya pun masih terlihat setengah-setengah. Berbeda dengan para pelaku terorisme, para koruptor yang tertangkap tidak dihukum dengan keras. Mereka cuma dikurung selama 2-3 tahun di penjara yang nyaman. Jauh berbeda jika dibandingkan dengan China yang telah berhasil menekan angka korupsi di negerinya. Negeri tirai bambu itu bahkan berani menjatuhkan hukuman mati para pelaku tindak korupsi. Jika dibandingkan, para pelaku terorisme yang brutal itu masih lebih baik daripada koruptor. Setidaknya, para teroris memperjuangkan apa yang mereka percayai dan rela hidup tidak nyaman dan bahkan siap mati demi tujuannya itu. Sedangkan para koruptor adalah pengecut yang tidak mau ikut susah berkorban membangun negeri tapi malah memilih untuk mengisi kantong pribadi demi kebahagiaannya sendiri. Selain itu, teroris juga sedikit lebih mulia karena hampir semua dari mereka yang tertangkap mengakui perbuatannya. Mereka pun bersedia menanggung konsekuensi hukum dari perbuatan mereka. Lain halnya dengan koruptor. Hampir semua dari mereka yang tertangkap, menyangkal melakukan korupsi. Lebih jauh, mereka berusaha dengan berbagai cara untuk berkelit dari hukum. Lalu, jika teroris itu masih sedikit lebih baik dari koruptor, maka seharusnya hukuman untuk para koruptor pun tidak lebih ringan dari para teroris, yaitu maksimal hukuman mati. Justru hukuman mati ini akan lebih tepat jika dikenakan pada para koruptor dibanding pada teroris. Efeknya untuk teroris malah sangat berbahaya karena para teroris memanglah orang-orang yang telah siap berkorban nyawa demi misi yang mereka percayai suci itu. Kita semua telah melihat buktinya ketika jasad para teroris terhukum mati hendak dimakamkan, mereka diarak rakyat bagai seorang pahlawan perang. Namun, efek yang berbeda pastinya akan terjadi apabila hukuman mati dijatuhkan pada para pelaku tindak korupsi. Mereka sama sekali tidak siap mati sehingga takut akan hukuman perenggut nyawa tersebut. Dengan demikian, ancaman hukuman mati bersifat sangat mendidik khususnya bagi mereka yang hendak melakukan tindak korupsi. Wacana penerapan hukuman mati pasti akan berhadapan dengan alasan HAM. Namun, marilah kita memakai pendakatan yang sedikit pragmatis. China telah membuktikan bahwa hukuman mati bisa menekan jumlah tindak korupsi. Jadi, kalau memang benar-benar serius ingin memberantas korupsi, lakukanlah cara yang telah terbukti bekerja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline