Lihat ke Halaman Asli

Persebaya DU Lebih Superior dari 1927

Diperbarui: 24 Juni 2015   07:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

kita semua tahu bahwa persebaya yg di akui dan disayangi pssi era sekarang adalah persebaya du dan yang dibenci didholimi adalah persebaya 1927,kenapa?
secara logika orang awam lebih bnyk club di daerah kan lebih baik bisa menyaring bnyk bakat2 pemain bola lokal.tp kenapa ada yg dibenci dan disayang?"tanyakan pd rumput di lapangan".
sepakbola indonesia merupakan ladang untuk memperoleh bnyk keuntungan dan merupakan jalan praktis,baik untuk mengeruk uang dan eksistensi politik.dari tingkat perjudian sampek korup.
para pengila politik didalam lingkup bola apabila tdk sejalan dengan sang penguasa maka siapapun dan apapun akan ditendang dg berbagai cara.itu yg dialami oleh club2 skrg yg kontra akan di bunuh satu per satu.
kita sbg pegemar bola dari kalangan bawah tahu bahwa persebaya du lbh superior dari 1927.orang awam tahu bahwa 1927 adl penerus persebaya era perserikatan,dari tingkat pengurusan,mess,lap latihan dll.
tidak ada kesebelasan di dunia ini yg sesuperior persebaya du,dimana maen di liga sampek menuju final blm terkalahkan.hebat bukan?
pdhl persebaya du berdiri thn 2011,yang awalnya pesikubar.
tdk pernah terdengar hingar-bingar tunggakan gaji pdhl tdk di dukung penuh oleh bonek.apakah memang bnyk sponsor yg bertenger/menejermen yg profesional?
sriwijaya fc aja club kaya masih trdengar isu penunggakan gaji.
ada apa dengan persebaya du?
laen dg nasib 1927 dgn opsi menghalalkan segala cara akan dibunuh perlahan-lahan bila tak mengikuti alur sang penguasa.
tapi ingat,silahkan kau membunuh 1927 dgn caramu,1927 akan sll ada di hati dan ku tdk akan pernah mengalihkan kecintaanku pada 1927 walau kelak yg berkompetisi persebaya du..selamanya!!
pada saatnya kebaikan akan menggulingkanmu...!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline