Lihat ke Halaman Asli

Poe Three

citizen of the world

Resensi Buku "Geography of Bliss" oleh Eric Weiner Part 1/2

Diperbarui: 6 Juni 2020   15:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : Mizan Publishing

Eric Weiner | Geography of Bliss | 2019 | Edisi Keempat | Penerbit Qanita | ISBN : 978-602-402-150-4 | Versi terjemahan Bahasa Indonesia  | halaman 555

Catatan Keliling Dunia

Tiap orang melakukan perjalanan dengan berbagai macam alasan. Kerja, liburan, ibadah, merantau, berpetualang, hijrah, dan sebagainya. Kesamaan dari semua perjalanan adalah adanya tujuan. Buku ini merupakan kisah yang menceritakan perjalanan seorang wartawan bernama Eric Weiner dengan tujuan mencari tempat paling membahagiakan di muka bumi.

Weiner sendiri mengaku sebagai orang yang pesimis, penggerutu, dan tidak mudah bahagia. Namun, melalui gaya berceritanya yang santai dan humoris saya berpendapat bahwa sebenarnya kepribadiannya tidak seburam yang dia yakini. 

Privilege dirinya sebagai seorang wartawan senior yang sudah melanglang buana, Weiner punya banyak relasi, informasi dan sumberdaya yang mendukungnya untuk melakukan perjalanan ini.

Buku ini ditulis dengan bentuk narasi laporan perjalanan Weiner ke 10 negara dengan tujuan menelaah apakah ada hubungannya antara rasa bahagia seseorang dengan tempat dimana dia tinggal. Buku ini juga merupakan bagian dari seri "Geography of.. " oleh Weiner, bersama dengan Geography of Jenius dan Geography of Faith.  Setelah membaca buku ini, saya berencana untuk memasukkan keduanya dalam daftar baca saya tahun ini.

Melalui data bernama Database Kebahagiaan Dunia (World Database of Happiness) oleh Ruut Venhoven -- ternyata benar-benar ada orang yang meneliti hal ini - Weiner kemudian memilih 10 negara yang ingin dia selidiki untuk keperluan misinya itu. Berikut catatannya..

Kebahagiaan di 10 Negara (1-5)

Belanda 

Kebahagiaan adalah toleransi. Orang Belanda paham sekali sepertinya bahwa kebahagiaan itu sifatnya subjektif, sehingga mereka toleran pada siapapaun, bahkan pada orang yang tidak punya toleransi. Namun, toleransi yang berlebihan cenderung pada ketidakpedulian.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline