Matt Ridley | Genom -- Kisah Spesies Manusia dalam 23 Bab | 2019 | Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama | ISBN : 978-602-03-3976-4 | Cetakan Kelima | Halaman : 441
Tentang Genom
Saya kebetulan bukan orang yang menekuni bidang biologi, kedokteran atau ilmu-ilmu lain yang berhubungan dengan genetika. Jadi, harus saya akui membaca buku setebal 420 halaman (441 jika dihitung daftar pustaka ilmiahnya) ini cukup 'berat' untuk saya, karena hampir tiap halaman diisi dengan istilah-istilah genetika yang terus terang cukup asing bagi saya.
Namun, diluar 'kendala' ini, secara keseluruhan buku ini cukup saya nikmati. Di setiap bab nya penulis menyisipkan fakta-fakta yang yang akan membuat kita berkata : ooh.. (I call it the 'ooh.. factor'). Dan, kalau anda termasuk pembaca yang suka mencari tahu 'kenapa begini kenapa begitu' dari suatu suatu hal, maka buku ini cocok untuk anda.
Genom sendiri seperti kita tahu, dan akan sering diingatkan penulis di buku ini, merupakan apa yang Matt Ridley bilang sebagai buku manual/cara pengoperasian suatu spesies, termasuk manusia.
'Buku' ini tercetak di dua puluh tiga kromosom yang dimiliki manusia, berisikan kode-kode unik genetika yang membedakan, juga menjadikan kita sebagai..kita. Dan tidak akan ada individu manusia lain yang persis seperti kita.
Hal ini terjadi akibat perpaduan acak gen-gen yang kita warisi dari leluhur dan selanjutnya kita wariskan juga ke keturunan kita. Tujuan para ilmuwan genetika yang ada di buku ini untuk senantiasa mencari tahu dan memetakan perpaduan acak itu.
Lebih jauh genetika tidak hanya memetakan, tapi juga dipakai untuk mengembangkan cara 'penyembuhan' dari kemalangan-kemalangan genetika bawaan kita. Ini yang jadi pemicu pesatnya perkembangan ilmu rekayasa genetika dari hari ke hari.
My 'Ooh.. Factor'
Ada kutipan di Bab Kromosom 19 yang paling saya ingat, yaitu "Melakukan uji terhadap seseorang untuk suatu penyakit yang tak dapat diobati bukan tindakan yang bijaksana...uji tersebut bisa berdampak lebih dahsyat lagi".