Mumpung weekend, saya sempatkan untuk menulis. Tepatnya meluapkan sisa kegembiraan saya menonton konser NKOTB dan BSB, yang digelar di Sportpaleis Antwerpen, Belgia, pada 2 Mei lalu. Sekedar flashback, buat yang punya masa ABG di tahun 1980an dan 1990-an pasti tahu banget siapa mereka. Iya, nggak salah! New Kids on The Block (NKOTB) dan Backstreets Boys (BSB). Dua boyband ini memang berbeda generasi. NKOTB lahir lebih dulu di era pertengahan 80-an. Saat itu, saya masih berusia 15 tahun dan seperti cewek-cewek ABG umumnya, saya pun tergila-gila dengan 5 cowok personilnya, ada Jordan Knight, Jonanthan Knight, Joe McIntyre, Dany Wood, dan Donnie Wahlberg. Apalagi di jaman itu belum banyak penyanyi remaja Indonesia yang bisa dijadikan idola dan acara televisi pun belum seheboh sekarang, dimana memungkinkan banyak idola remaja bermunculan. Dari kompetisi nyanyi, bakat, sinetron, atau industri rekaman. Singkatnya, cinta mati deh sama NKOTB, apalagi kemudian mereka sempat manggung di Jakarta. Setelah mereka bubar 19 tahun lalu, dan seiring bertambahnya usia, saya pun lupa sejenak dengan boyband idola itu. Namun saat saya kuliah dan nyambi kerja di sebuah Majalah remaja, andrenalin Boyband saya muncul lagi karena harus mengikuti perkembangan bebeberapa boyband asing yang 'menyerbu' Indonesia waktu itu, dan menulisnya di setiap penerbitan. Salah satunya yang saya tulis adalah Backstreet Boys. Boyband satu ini pun saya suka. Lagu-lagu yang di bawakan Nick Carter, Brian Litrell, Howie Dorough, Kevin Richardson (keluar pada tahun 2006) dan A.J. Mclean enak didengar dan menghentak. Saat itu rasanya jadi penambah semangatlah. Meski sudah bukan anak SMP lagi, tapi saya merasa lagu-lagu BSB membuat saya merasa punya enerji untuk terus bergerak ke sana -kemari and feel forever young :)
Kembali ke soal Konser NKOTBSB di Sportpaleis, Antwerpen, saya kembali ke masa nostalgi remaja. Stadium olahraga yang besar itu penuh dengan para fans NKOTB dan BSB yang rata-rata berusia 25 tahun ke atas. Tidak ada ABG karena kamilah yang jadi 'ABG' seketika saat kedua group Boyband ini bernyanyi bersama. Panggung konser berbentuk panjang seperti panggung catwalk dengan ukuran besar dimana dengan mudah penonton di arena festival bisa melihat detail kesembilan laki-laki ini berlari-lari. Konser bersama dua boyband ini memang merupakan rangkaian tour world NKOTBSB sejak 25 Mei 2011. Dibalik cerita tour bersama ini memang menarik. Karena sebenarnya mereka tidak pernah merencanakan sebelumnya. Awalnya saat musim panas 2010, NKOTB mengajak BSB untuk menjadi bintang tamu dalam konser di Radio Music Hall (dalam rangkaian NKOTB Casi-NO Tour). Tidak disangka, usai penampilan bersama itu, reaksi publik luar biasa. bahkan komentar dan pujian pun merebak di Twitter dan facebook. akhirnya mereka sepakat untuk menggelar konser bersama di satu panggung dan bahkan berkoloborasi mengeluarkan singel terbaru berjudul Dont Turn Out The Light. Penampilan mereka juga mendapat respon luar biasa saat bernyanyi bersama dan ditayangkan televisi untuk pertamakalinya dalam acara American Music Awards 2010 lalu.
Konser di Belgia kemarin memang berkonsep sama dengan konser yang sudah digelar NKOTBSB di negara-negara sebelumnya yang bisa dilihat di You Tube. Tapi buat saya nggak masalah, toh yang penting melihatnya langsung dan menikmati suguhan profesional mereka di usia yang sudah bukan remaja lagi. Bicara profesional, tentu saja mereka tidak main-main. Panggung megah,dengan lighting sempurna serta band pengiring yang baik, membuat penampilan mereka terasa komplit. Di usia yang tidak muda lagi dan beberapa diantaranya sudah menjadi bapak, namun kualitas suara serta gerak mereka selama konser benar-benar berstamina tinggi. Tidak mudah untuk membuat koreografi dan pembagian suara untuk sembilan laki-laki ini bernyanyi bersama di atas panggung. Namun malam itu semuanya sempurna! Mungkin kelihatannya berlebihan ya memuji dua boyband ini, apalagi buat yang anti boyband. Namun buat saya, kedua boyband ini menjadi bagian sejarah dari metamorfosa kehidupan saya. Kalaupun sekarang bermunculan boyband-boyband Indonesia dengan fans-nya yang tak kalah heboh dan lebay, saya bisa memaklumi karena saya pernah berada di masa itu 20 tahun yang lalu. Yang perlu digarisbawahi, menyukai boyband bahkan sampai tergila-gila mengangumi para personilnya tidak berarti memiliki selera musik ecek-ecek. Saya membuktikannya, dengan tetap mencintai musik klasik dan mendengarkan jazz ala Miles Davis. La music c'est la music. Alors, ecoutez -la tout simplement :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H