Lihat ke Halaman Asli

yuliani aisyah

Fakultas Pertanian Unsyiah

PKMBP Penerapan Hazard Analysis Critical Point (HACCP) Pada Produksi Bumbu Bubuk Instan "Meurasa" Untuk Memperluas Pemasaran

Diperbarui: 14 September 2022   05:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dosen Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala (USK) yang terdiri dari Dr. Yuliani Aisyah, S.TP, M.Si. dari Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Dr. Ir. Sofyan, M. Agric. Sc., dan Dr. Irfan Zikri, S.P., M.A, dari Jurusan Agribisnis, telah melakukan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Berbasis Produk (PKMBP) yang dilaksanakan di Desa Deyah Glumpang Kecamatan Meuraxa Kota Banda Aceh, tepatnya pada Usaha Bumbu Bubuk Instan "Meurasa".

Kegiatan PKMBP yang didanai oleh PNBP Universitas Syiah Kuala, Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi mengusung tema "Penerapan Hazard Analysis Critical Control PointStandardisasi(HACCP) Untuk Memperluas Pemasaran”.

Menurut Yuliani Aisyah, kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan mitra mulai menerapkan HACCP dalam memproduksi bumbu bubuk. Keamanan pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia (PP No. 28/2004). 

UMKM saat ini dituntut oleh pemerintah dan pelanggan untuk menunjukkan bahwa mereka mampu menerapkan sistem yang efektif untuk memenuhi persyaratan GHP (Good Handling Practices) dan HACCP (Hazard Analisis Critical Control Point) yang merupakan dasar untuk keamanan pangan. HACCP merupakan sistem manajemen keamanan dasar yang banyak diterapkan di seluruh dunia. Manfaat utama dari penerapan HACCP untuk industri makanan antara lain: memberikan kepastian produk yang aman untuk pelanggan, meningkatkan keamanan pangan, dan mengurangi kasus penyakit yang ditularkan melalui makanan.

Untuk memenuhi standarisasi tersebut, mitra perlu menerapkan HACCP pada usahanya, salah satunya dengan mempersiapkan alat-alat produksi yang bersih dan higienis untuk mendukung penerapan HACCP. Didalam kegiatan PKMBP ini, tim pengabdi telah melakukan identifikasi dan analisis bahaya dan penetapan Critical Control Point (CCP), pendampingan penyusunan dokumen penerapan HACCP, membuat unit filtrasi air, dan memperbaiki higiene dan sanitasi ruang produksi dan ruang pengemasan yang masih memungkinkan terjadinya kontaminasi silang dari lingkungan sekitar kepada produk saat diproduksi dan saat dilakukan pengemasan dengan dilakukan pengecatan lantai ruangan dan pemasangan pintu penutup antara ruang produksi dan ruang pengemasan untuk menghindari kontaminasi silang dari masing-masing ruangan ke produk.

Kegiatan ini diharapkan dapat terjadi peningkatan omzet pada mitra, peningkatan kuantitas dan kualitas produk, serta peningkatan pemahaman dan keterampilan, sehingga menjadi pemicu peningkatan produktivitas mitra, jelas Sofyan dan Irfan Zikri.

7-632105a88804131b8c4fa4e2.jpeg

9-632105b94addee3f7e430cd8.jpeg

Gambar 1. Pemasangan unit filtasi air pada mitra


11-632105ec08a8b5765d6ea902.jpeg

12-632106034addee1c4b4ac8e2.jpeg

Gambar 2. Pengecatan lantai ruang produksi dan ruang pengemasan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline