Lihat ke Halaman Asli

poci moci

freelancer

Tepis Paradigma Buruk tentang Mahasiswa Kupu-Kupu

Diperbarui: 24 Januari 2023   09:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

dibangku perkuliahan mahsiswa dikelompok-kelompokan menjadi beberapa bagian. pengelompokan ini dibuat berdasarkan kegiatan yang dilakukan mahasiswa seusai kuliah.  adapun pengelompokan tersebut.

  • mahasiwa kura-kura, yaitu mahsiswa yang dikenal sebagai mahsiswa yang super sibuk sebab kegiataan sehari-harinya adalah berorganisasi guna menambah relasi dan pengalaman.
  • mahasiswa hedon, adalah mahasiswa yang seusai pulang kuliah mengisi waktunya dengan pergi berjalan-jalan atau sekedar nongkrong dikaffe.
  •  mahasiswa kupu-kupu, sejenis mahasiswa yang tak ambil pusing dengan kegiaatan kampus dan memilih menghabiskan waktunya dikost.

membahas mengenai mahasiswa kupu-kupu (kuliah pulang) adalah mahasiswa yang sering disalahpahami sebagai mahasiswa yang malas. karena tidak berkonstribusi dengan kegiataan-kegiataan organisasi yang ada dikampus. mereka lebih memilih berdiam diri dikost daripada menghabiskan energi untuk melakukan kegiataan organisasi. 

tapi meskipun begitu sangat tidak relevan jika keputusan mereka untuk tidak ambil andil dalam kegiataan kampus menjadi dasar menyudutkan mereka sebagai mahasiswa yang malas. padahal bisa saja ada banyak faktor yang mempengaruhi keputusan mereka bisa jadi karena kepribadiannya sulit bergaul sehingga berorganisasi menjadi suatu tekanan tersediri, atau bisa juga karena memilki kesibukan lain yang tidak dapat ditinggalkan menjadikan mahasiswa kupu-kupu mengambil keputusan untuk berdiam diri. dan kewajiban kita adalah menghormati pilihan setiap orang. karena tak mungkin mahasiswa kupu-kupu mengambil keputusan tersebut tanpa melakukan pertimbangan yang mendalam. 

mengingat dan menimbang begitu banyak manfaat yang didapatkan dari berorganisasi. relasi, pengalaman, pengetahuan semua dapat diperoleh dari berorganisasi lalu mengapa mahasiswa kupu-kupu memilih tak mengikutinya? seperti yang sudah dibahas diatas bahwa banyak faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya hal tersebut dan penulis juga tidak mengesampingkan bahwa ada juga mahasiswa kupu-kupu yang memang malas berorganisasi tapi bukan berarti keseluruhan dari mereka bisa dicap menjadi pemalas.

untuk itu bagi para pembaca kompasier mahasiwa kupu-kupu untuk menghapus paradigma tersebut yang perlu dilakukan adalah terus mengembangkan potensi yang ada dalam diri sendiri terlepas dari apapun jugment lingkungan terhadap diri kita tidaklah penting karena kita yang berdaulat atas diri kita. kita harus bisa membuktikan keberhasilan kita kepada mereka bahwa mahsiswa kupu-kupu tidak buruk-buruk amat selama kita tak pernah lelah mengukir prestasi. sebab setiap orang punya porsi dan perannya masing-masing. tak berorganisasi bukan berarti kita gagal atau tak peduli pada lingkungan tapi hanya butuh ruang menggali potensi yang ada dalam diri  kita untuk masyarakat dalam kesendirian.

jadi untuk mahsiswa kupu-kupu dimanapun dan kapanpun anda berada kenali potensi yang ada dalam dirimu, kembangkan dan tumbuhkan sehingga nantinya juga akan bermanfaat bagi masyarakat. fokuskan pandanganmu pada apa yang telah dan akan kamu capai dikemudian hari. mungkin hari ini kamu tertinggal dan lebih lambat daripada teman-temanmu yang lain tapi tak apa karena bisa jadi apa yang kamu kembangkan hari ini untuk mengokohkan akar mimpi dan kegagalan adalah hal biasa, anggap saja kamu sedang menyusun tangga keberhasilan. bukankah jika kamu sering gagal tangga keberhasilanmu yang paling tinggi ketimbang yang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline