Lihat ke Halaman Asli

Tingkatkan Pengetahuan Siswa dan Orangtua tentang Kesehatan Melalui Edukasi Makanan Bergizi

Diperbarui: 19 Februari 2022   10:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Program Pengabdian pada Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) Universitas Muhammadiyah Malang kelompok 63 gelombang 1 di SLB-BC Dharma Wanita 01 masih terus berjalan hingga saat ini. Jumat (18/02/2022) PMM UMM Kelompok 63 telah mengadakan edukasi kesehatan mengenai makanan bergizi untuk anak berkebutuhan khusus kepada warga SLB-BC Dharma Wanita 01 yang meliputi pengertian makanan bergizi, zat gizi yang diperlukan oleh tubuh, makanan yang perlu dihindari pada anak berkebutuhan khusus, dan cara pencegahan penyakit melalui pengelolahan makanan. Kegiatan yang dilakukan ini mendapat pengawasan penuh oleh DPL (Dosen Pembimbing Lapang) Titik Agustiyaningsih, S. Kep, Ns, M.Kep. Edukasi kesehatan berlangsung satu hari dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan mereka tentang pentingnya makan makanan yang bergizi terutama pada anak berkebutuhan khusus.

Makanan bergizi  merupakan hal yang penting dalam meningkatkan imunitas tubuh di masa pandemi COVID-19 terutama pada anak berkebutuhan khusus. Mereka perlu mendapatkan perhatian lebih terutama pada konsumsi nutrisi harian karena kondisi fisik mereka yang tidak sama dengan orang normal. Nutrisi yang dibutuhkan harus bisa menunjang tumbuh kembang dan membentuk imunitas anak berkebutuhan khusus agar terhindar dari penyakit. Menurut Centers for Diseases Control  and Prevention (CDC), resiko komplikasi penyakit pada anak berkebutuhan khusus lebih tinggi daripada anak normal baik secara fisik maupun psikologis.

dokpri

Peran orang tua dalam pengelolahan makanan anak berkebutuhan khusus sangat diperlukan. Tingkat pengetahuan orang tua berpengaruh terhadap kondisi kesehatan anak. Pada saat dilakukan konsultasi tentang kesehatan terutama makanan bergizi, tak banyak dari mereka mengeluhkan jika anak lebih suka makan makanan junkfood seperti gorengan dan makanan yang mengandung banyak MSG. Anak berkebutuhan khusus cenderung pilih-pilih makanan dengan tekstur atau rasa tertentu yang membuat orang tua terpaksa mengizinkan anak makan makanan cepat saji, minuman perisa dengan tinggi gula, atau apapun asal anaknya mau makan, tanpa memperhatikan kandungan gizinya.

"Biasanya anak saya itu susah kalo dikasih makanan yang sehat mbak. Dia biasanya malah senang pilih makanan seperti gorengan, cilok ataupun tempura untuk lauk makannya. Terkadang juga mereka lebih sering makan nasi dengan lauk mie instan", ujar Bu Sani wali murid.

dokpri

Makanan yang bergizi adalah makanan yang mengandung zat gizi yang diperlukan oleh tubuh seperti protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral. Menu makan sehari-hari sebaiknya terdiri dari : makanan pokok seperti nasi, kentang, singkong, ketela, maupun roti (sumber karbohidrat), lauk pauk seperti telur, ayam dan daging sapi (sumber protein heawani), Tempe, tahu, dan kacang hijau (sumber protein nabati), sayur dan buah seperti bayam, wortel tomat, jeruk, apel, anggur dll (sumber vitamin, mineral  dan serat). Serta lemak yang dibutuhkan tubuh yang didapatkan dari santan dan susu. Selain melengkapi sumber nutrisi tersebut, hendaknya kita membatasi pemakaian gula, garam dan lemak agar terhindar dari penyakit seperti hipertensi (darah tinggi), kolestrol, dan diabetes.

Pengolahan makanan sumber protein seperti ikan dan daging harus dipastikan dimasak dengan sempurna. Untuk memasak sayuran dianjurkan untuk mencuci sayur di air mengalir terlebih dahulu sebelum diolah. Begitupula dengan buah harus dicuci bersih terlebih dahulu di air mengalir sebelum dimakan. Sayuran sebaiknya tidak dimasak dalam waktu yang lama karena dapat merusak nilai gizi yang ada di dalamnya. Sedangkan metode memasak paling sehat adalah metode mengukus.

dokpri

Edukasi ini adalah edukasi kesehatan pertama yang dilakukan oleh PMM UMM kelompok 63 gelombang 1. "Pada hari ini pelaksanaan edukasi kesehatan yang kami lakukan mendapatkan banyak pembelajaran. Kami belajar untuk menyesuaikan cara komunikasi dengan mereka terutama anak tunarungu. Mereka secara tidak langsung mengajarkan kami untuk bersyukur dengan keadaan yang kami punya", ujar Lizbeth penanggungjawab kegiatan. Selain melakukan edukasi kesehatan tentang maknana bergizi, di akhir acara kami juga memberikan makanan bergizi berupa minuman kacang hijau kepada siswa, wali murid, serta guru SLB-BC Dharma Wanita 01.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline