Lihat ke Halaman Asli

Pmmkandanganumm

Berita Mahasiswa UMM

Mahasiswa UMM Gelar Pendampingan Pendidikan kepada Orang Tua dan Anak

Diperbarui: 12 September 2020   14:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi

Pendidikan adalah suatu proses dimana para peserta didik menempuh kegiatan belajar didampingi oleh pengampu, tutor, dosen, ataupun guru sebagai fasilitator. 

Namun akhir-akhir ini dunia sedang diterpa suatu pandemi virus yang bernama Corona Virus Disease. Yang mana virus ini juga memicu pergolakan sistem pendidikan di Indonesia. 

Seperti yang dikatakan Menteri pendidikan Indonesia di akhir bulan juni kemarin, Beliau memberikan arahan bahwasanya semua strata pendidikan di Indonesia menggunakan sistem daring atau pembelajaran online. 

Hal ini diharapkan membantu menyukseskan agenda Bapak presiden RI dan gugus percepatan penangan Covid-19 untuk memutus mata rantai penyebaran virus sampai ke akar-akarnya. 

Namun yang kita ketahui dalam menyelenggarakan pembelajaran berbasis online ini juga menuai banyak perdebatan, salah satunya adalah keterbatasan pengetahuan orang tua tentang teknologi. 

Disisi lain masih ada beberapa masalah dan pertimbangan publik yang harus dikaji lebih dalam seperti, sambungan dan jangkuan internet di daerah tertentu serta dampak internet terhadap anak usia dibawah umur. 

Tentu dengan permasalahan diatas, pemerintah harus mampu memecahkan masalah lewat kajian-kajian ilmiah maupun riset. Karena dampak daripada teknologi tanpa pengawasan langsung oleh orang tua akan menyebabkan disfungsi kebijakan.

Dari survey kelompok dan pemahaman permasalahan terkait pendidikan ditengah pandemi, kami condong untuk memberikan bantuan moral dan edukasi kepada masyarkat di Desa Kandangan, Kecamatan Kandangang. 

Hal ini berlatar belakang karena masyarakat sekitar menuai masalah micro yang kompleks serta alasan alasan yang rata-rata identik mengenai daring. 8 dari 10 orang tua mengaku kualahan menangani aktivitas buah hati mereka seperti, kurangnya perhatian guru, kesulitan menggunakan Internet dan sosial media dengan dalih Gaptek. 

Seperti contoh Ibu A yang berprofesi sebagai penjual nasi pecel, ia mengaku kepada pihak penyelenggara bahwasanya di pagi hari orang tua kesusahan dalam membagi waktu mengurus keperluan ekonomi dan keperluan pendidikan anak. 

Dengan sadar ibu A tersebut bertutur kepada kami jika sebagai murid, anak-anak memerlukan perhatian ekstra, dan orang tua rata-rata tidak mempunyai kompetensi untuk menggantikan peran guru dalam belajar mengajar. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline