Lihat ke Halaman Asli

PMM94UMM Sumbertanggul

Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang

Keren, Mahasiswa UMM Buat dan Bagikan Face Shield yang di Modifikasi untuk Petani

Diperbarui: 8 Agustus 2020   22:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pembagian Face Shield modifikasi kepada petani di era pandemi Covid-19

Kompasiana.com-Mojokerto, Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang melakukan kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM). Melalui program Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa Bhaktimu Negeri, Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang Kelompok 94 gelombang 4 melakukan pembagian Face Shield kepada para Petani. 

Pada hari Rabu (05/08/2020) seluruh anggota melakukan kegiatan di sawah Desa Sumbertanggul Kecamatan Mojosari Kabupaten Mojokerto.Pandemi corona virus disease 19 (Covid-19) membuat perekonomian di dunia mengalami penurunan yang signifikan. Untuk mewujudkan skenario new normal, saat ini pemerintah telah menggandeng seluruh pihak termasuk tokoh masyarakat, para ahli dan para pakar untuk merumuskan standar operasional prosedur dan memastikan masyarakat dapat beraktivitas kembali, tetapi tetap aman dari Covid-19.

Namun, tidak menjadi halangan bagi petani untuk melakukan aktivitas di sawah karena itu merupakan mata pencaharian mereka. Di Desa Sumbertanggul, Kecamatan Mojosari, Mojokerto, para petani tetap aktif panen raya untuk memenuhi bahan pangan bagi masyarakat. Sebagian besar jenis tanaman yang dipanen para petani setempat adalah padi dan jagung.

"Setelah kegiatan PMM kami berjalan selama 1 minggu, kami mengamati bahwa sebagian besar petani saat bekerja tidak menerapkan protokol kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah" ujar Robert selaku koordinator dari Kelompok 94. Berbekal ilmu yang didapatkan dari mata kuliah Perencangan dan Pengembangan Produk (P3), Tim PMM 94 mengusulkan sebuah ide untuk memodifikasi face shiled. Ide tersebut didapatkan saat Robert dan kawan-kawan melakukan observasi selama 1 minggu di Desa Sumbertanggul. Modifikasi yang dimaksud adalah dengan menambahkan caping. 

Penambahan caping dinilai menambah nilai efisiensi saat petani melakukan aktifitas. Kesimpulan dari hasil observasi yang sudah dilakukan adalah sebagian besar petani tidak menerapkan standar operasional prosedur (SOP). Berdasarkan himbauan dari pemerintah standar operasional prosedur adalah memakai masker. Tetapi ketika masker dipakai saat petani bekerja dalam kondisi panasnya terik matahari membuat petani mudah merasah gerah dan susah untuk menghirup oksigen. Selain masker pemakaian face shield dirasa lebih effisien saat digunakan petani untuk bekerja. Karena pemakaian face shield membuat petani lebih mudah untuk menghirup oksigen dan tidak mudah merasa gerah daripada menggunakan masker.

Model Face Shield untuk Petani

Face shield modifikasi ini buat sendiri oleh tim PMM UMM 94. Proses pembuatan face shield dimulai dari menyiapkan bahan yang dibutuhkan berupa caping, mika dan spons. Kemudian dilanjutkan dengan proses pengguntingan mika, penempelan spons dan dirakit bersamaan dengan caping. Diharapkan dengan adanya Face shield modifikasi ini, para petani tetap menjalankan protokol kesehatan saat diluar rumah dan mampu memutus penyebaran Covid-19.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline