Lihat ke Halaman Asli

PMKRI Semarang

organisasi mahasiswa

PJ Gubernur Jateng Lebaran, Warga Demak Kedinginan

Diperbarui: 12 April 2024   21:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : ANTARA FOTO/ Aji Styawan

            Banjir yang melanda Demak & Semarang adalah tanda bobroknya tata kelola kota Semarang, Demak, dan wilayah Jawa tengah lain. saat ini banjir yang melanda Semarang & Demak bukan lagi menjadi banjir tahunan, melainkan banjir langganan yang datang hampir setiap hari, minggu, & bulan ketika hujan deras maupun rob melanda daerah tersebut.

            Bobroknya tata kelola kota Semarang & Kabupaten Demak dalam melakukan revitalisasi daerah aliran sungai (DAS),  pompanasi & bendungan ditengah perubahan iklim & eksploitasi alam ugal-ugalan saat ini. membuat masyarakat terpaksa menanggung dampaknya & terancam tidak bisa mengikuti lebaran Tahun ini. melansir postingan Instagram Demakhariini, masyarakat Sayung Kidul Gg makam RT 02 RW 03, tak bisa membuat lontong untuk lebaran tahun ini serta meminta perhatian pemerintah pusat untuk turun langsung menangani banjir di daerahnya.

            1. Pemudik merugi hingga benjir Demak terparah 30 tahun terkahir

            Pemudik yang melewati Semarang & alami kematian mesin akibat banjir yang terjadi di Kaligawe Semarang, hingga tenggelamnya belasan kecamatan di Demak adalah rekor banjir terparah yang pernah di alami Demak sepanjang 30 tahun terkahir. Narasi yang mengatakan bahwa Demak dahulunya merupakan lautan sehingga  menormalisasi kebanjiran yang terjadi adalah kekeliruan yang tak memiliki dasar. Menurut, dosen teknik geologi UGM banjir Demak tidak ada kaitannya dengan selat muria beberapa abad lalu, banjir yang terjadi karena perubahan iklim, eksploitasi alam, & skema mitigasi yang dinilai berkurang oleh pemerintah.

            2. Dosa Pemerintah & Pertanggungjawaban kepada rakyat

            Maka jelas bahwa Pemerintah Daerah, Kota, Kabupaten & Desa  berhak disalahkan dalam memberikan perijinan bagi ekploitasi alam yang kemudian menyebab kebanjiran di Semarang maupun Demak. Menurut laporan WALHI Jateng tahun 2023, penambangan batu gamping di hilir kawasan karst Sukolilo baik memiliki izin maupun ilegal  jelas berdampak terhadap kerusakan lingkungan saat ini. 

hal ini selaras dengan penyampaian presiden Jokowi bahwa penebangan hutan secara liar di hulu berdampak pada bencana banjir kali ini. pembangunan perumahan yang melakukan penebangan pohon seperti Trangkil gunung Pati juga memiliki dampak signifikan bagi kerusakan lingkungan yang kelak akan menjadi bencana, begitu juga dengan pembangunan gedung, hotel, pabrik, dan bangun-bangunan besar lainnya baik yang ada di Semarang maupun Demak bedampak negatif yang menimbulkan banjir, penurunan permukaan tanah, efek rumah kaca,maka pihak terkait perlu melakukan pertanggungjawaban lingkungan kepada rakyat.

            3. Hampir sebulan warga Sayung kidul RT 02 RW 03 Tenggalam &kesulitan mengikuti lebaran.

            Per hari ini, 12 April 2024 banjir di wilayah demak belum surut & warga masih terdampak serta terus mengeluh agar banjir segera surut. Berharap bahwa pemerintah pusat memberikan perhatian padanya, harusnya ini menjadi perhatian Pemerintah Daerah, Pemerintah Kabupaten hingga Pemerintah Desa Sayung agar segera mengirimkan pompanasi yang kuat untuk mengurai debit air yang masuk ke rumah warga Sayung kidul RT 02 RW 03, serta memberikan logistik bagi warga yang terdampak & terancam kesulitan mengikuti lebaran tahun ini.

untuk menindaklanjuti ini, permasalahan bobroknya dalam kelola Jawa Tengah dalam mitigasi Banjir, harap menjadi atensi.
1. Masyarakat Jawa tengah
2. PJ Gubernur Jawa Tengah
3. Walikota Semarang
4. Bupati Demak
5. kepala desa sayung

Penulis : Natael Bremana Ketua Presidium PMKRI Cabang Semarang




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline