Lihat ke Halaman Asli

Keyakinan di Tengah Ketidakpastian

Diperbarui: 26 Juni 2015   07:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13015312122074973276

Masih ingatkah anda akan issu bahaya besar yang akan terjadi di seantero dunia termasuk di Indonesia khususnya pada detik-detik pergantian tahun 1999 ke tahun 2000 yang lalu ? Sebelas tahun silam warga dunia termasuk Indonesiasangat kuatir terhadap bahaya yang akan terjadi jika perangkat teknologi informasi gagal mengantisipasi permasalahan dalam menghadapi“Millennium Bug-Y2K” alias perangkat teknologi informasi gagal membaca perubahan dari tahun 99 menjadi tahun 2000.

Namun kekuatiran yang menakutkan itu, dalam waktu yang sangat singkat bahkan tidak lebih dari dua detik, persisnya pada hari Sabtu Pukul 00:00 tanggal 01 Tahun 2000 kekuatiran masyarakat dunia telah berakhir dengan pesta pora kegembiraan, tidak ada berita yang mengejutkan karena ternyata semua sistem pada kegiatan industri penerbangan, penerangan, perbankan, pelayaran dan lain sebagainya berjalan mulus tanpa rintangan, artinya perubahan dari tahun ’99 (dua digit) ke tahun 2000 (empat digit) berjalan secara tepat dan berhasil sempurna.

Sekarang timbul satu pertanyaan apa dan bagaimana keberhasilan itu dapat dicapai, jawabannya hanya satu yaitu bahwa disana telahterjadi prosesKEYAKINAN DITENGAH KETIDAKPASTIAN dan berakhir menjadi sebuah kepastian dan membuahkan keberhasilah yang sempurna.

 

Membaca sejarah kembalinya Negara Sumatera Timur kepada pangkuan NKRI yang bergejolak 1948-1949 adalah juga merupakan sebuah Keyakinan Ditengah Ketidakpastian yang menghasilkan hasil yang luar biasa. Dalam waktu yang relatif singkat melalui diplomasi dan integritas tertinggiya seorang putra bangsa Letenan C. Marbun dapat merebut Negara Sumatera Timur dari tangan Belanda. Semua Aset serta Dokumen peninggalan Belanda secara resmi diserahterimakan Oleh Letenan C. Marbun kepada Yang Mulia Presiden Republik Indonesia Ir SOEKARNO pada tahun 1951 sebagaimana disaksikan oleh selembar poto diatas.

Dari sisi Manajemen Modern dapat dilihat bagaimana AE Kawilarang jebolan Akademi Militer BREDA Bandung secara tajam dan cermat dapat melakukan Pendekatan PDCA – TQC bersamasama dengan Letenan C. Marbun jebolan Akademi Militer DAI NIPPON Kempetai Jepang. Disana terlihat adanya Konsep jitu menyangkut Planning, Doing, Controlling and Action serta dipadu dengan 5W + H.

Yang jelas Keduanya Letenan C. Marbun dan A.E. Kawilarang kemungkinan besar telah menjadi orang pertama di indonesia yang sudah melaksanakan PDCA-TQC dengan smart. Kita tahu kebangkitan jepang sejak perang dunia II adalah mengejawantakan PDCA-TQC secara sempurna dan terus menerus.

Siapa sesungguhnya Letenan C. Marbun ? Bangsa yang besar adalah bangsa yang tahu akan sejarah dan menghargai putra-putra bangsanya yang telah berbakti demi nusa dan bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline