[caption id="attachment_240043" align="alignleft" width="298" caption="Benitez Vs Mourinho / Kompas"][/caption] Selepas Liverpool dihajar Manchester City 3-0, Mourinho ikut angkat bicara. Ia mengambil celah itu itu menyerang pengganti dirinya di Inter Milan, yang juga mantan manajer Liverpool, Rafael benitez. Menurut Mourinho, 6 tahun dibawah kepemimpinan Benitez membuat Liverpool menjadi tim yang semakin memburuk tiap tahunnya. Roy Hodgson menghadapi situasi yang sangat sulit, karena dia harus melanjutkan apa-apa yang telah dibangun oleh Benitez. Ungkapan Mourinho menyatakan kondisi Liverpool itu tersirat sebagai berikut: “The Liverpool of 2004 was better than the Liverpool of 2005, 2005 was better than 2006 and 2006 better than 2007." Mourinho juga dengan sinis menyatakan bahwa Benitez akan sulit melepaskan dari bayang-bayang kesuksesan dirinya yang telah mempersembahkan treble bagi Inter. San Siro masih menggaungkan nama Mourinho. Benitez sendiri telah berhasil membuktikan diri sebagai manajer top dengan langsung membawa Inter menjuarai Super Coppa Italia, dan satu lagi tantangannya adalah untuk menjungkalkan Atletico Madrid di laga piala super Eropa. Walaupun begitu, Mourinho tetap memandang sebelah mata pada Benitez. Sukses Inter Milan meraih gelar super Italia, masih merupakan hasil rajutan Mourinho, demikian pula jika Inter berhasil meraih Piala Super Eropa. Mourinho berpendapat bahwa sukses Inter dibawah Benitez tidak sebanding dengan sukses Inter dibawah asuhannya. Pasalnya, Benitez cuma butuh memenangi dua pertandingan untuk meraih Piala Super Italia dan Super Eropa. Benitez sendiri tidak tinggal diam. Ia menyanggah ucapan sinis Mourinho itu dengan menyatakan bahwa Inter sebagai tim adalah sebuah kekuatan yang besar, tanpa Mourinho pun, Inter memang adalah Tim yang kuat. Tim yang kuat, bukanlah kerja seorang pelatih sendirian, melainkan melibatkan semua pihak, yaitu, semua pemain, dewan klub, serta semua fans. Menarik jika dua klub ini bertemu di Liga Champions. Tentu akan menjadi laga yang penuh emosi. Ketika musim baru bergulir pun, gelagat perang sudah mulai tercium.