Lihat ke Halaman Asli

David Olin

Pemerhati Bahasa, Memberi Hati Pada Bahasa, Meluaskan Dunia Lewat Bahasa

Kami dan Kita: Apa Bedanya?

Diperbarui: 26 Mei 2024   06:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Kata "kami" dan "kita" dalam bahasa Indonesia seringkali dipakai berganti-gantian, seakan-akan keduanya memiliki fungsi yang sama. Padahal, keduanya menandai hal yang berlainan.

Pengalaman mengajar bahasa Inggris membuat saya menemukan keunikan-keunikan kecil dalam bahasa Inggris maupun dalam bahasa Indonesia. Sekali peristiwa, saya hendak mengajar materi "Pronoun" kepada salah satu siswa. Adapun terjemahan untuk kata "we" dalam bahasa Inggris merujuk pada keduanya, yaitu "kami" dan "kita". Saya pun bertanya, apakah ada perbedaan antara keduanya?

Dalam bahasa Inggris, kata "we" merujuk pada salah satu dari pilihan "kami" atau "kita", tergantung konteks kalimatnya. Sebagai contoh, "We are hiring" berarti "kami merekrut", sebab ketika dikatakan "kita merekrut", artinya menjadi rancu. Sementara itu, kalimat "We are social" menyatakan bahwa siapapun yang memiliki ciri "social" termasuk ke dalam pembicaraan.

Merujuk pada Kamus Bahasa Indonesia, lema "kami" (pronoun) merujuk pada kata ganti orang pertama jamak yang tidak termasuk orang yang diajak bicara. Sebaliknya, "kita" merupakan pronomina orang pertama jamak dan termasuk orang yang diajak bicara.

Contoh, dalam kalimat "keluarga kami sedang baik-baik saja", pembicara memberi batas bahwa orang yang diajak bicara tidak termasuk dalam bilangan "keluarga". Sementara itu, kata "Kita sudah berjuang, meski dengan kata-kata (PAT)" mengandung arti bawasannya orang yang diajak bicara juga ikut termasuk dalam perjuangan itu.

Keunikan lain juga terdapat dalam bahasa Jawa yang konon katanya tidak memiliki kata "kami", melainkan hanya "kita". Konon pula, filosofinya adalah orang Jawa tidak mengeksklusifkan diri secara eksterm, tetapi ingin supaya orang lain juga ikut terlibat dalam ikatan kesatuan, minimal dalam batas-batas bahasa.

Dengan menelisik perbedaan "kami" dan "kita", timbul suatu penghargaan terhadap masing-masing budaya dan kekhasannya dalam memandang "orang lain", apakah itu "termasuk lingkaran kita" (bahasa Jawa), "di luar lingkaran kita" (kami-bahasa Indonesia), maupun tergantung situasi dan konteks (bahasa Inggris).




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline