Lihat ke Halaman Asli

David Olin

Pemerhati Bahasa, Memberi Hati Pada Bahasa, Meluaskan Dunia Lewat Bahasa

"Selamat Jalan (Adieu), Levinas", kata Derrida

Diperbarui: 1 Mei 2022   08:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Buku Derrida yang berjudul Adieu: a Emmanuel Levinas memuat persoalan imigran dan pengungsi di negara asing. Karena alasan tertentu, buku itu memerlukan suatu terjemahan. 

Terjemahan yang dimaksud merupakan suatu kebutuhan yang mutlak untuk mewujudkan keramahtamahan. Jika kita ingin agar orang asing merasa betah, kita harus berbicara dalam bahasa yang dapat dimengerti oleh mereka. 

Buku Derrida ini merupakan suatu persiapan bagi kita untuk menerjemahkan kata adieu secara lebih radikal. Terjemahan itu akan membawa suatu perubahan yang lebih menentukan.

Para pembaca yang sudah terbiasa dengan "cara baca" Derrida tidak akan keberatan jika mereka menemukan adanya beberapa proses sekaligus yang akan ia tempuh untuk menerjemahkan kata itu:

Tahap pertama

Tahap pertama adalah menemukan padanan kata "adieu". Biasanya, dalam bahasa Inggris, kata itu diterjemahkan ke dalam kata "farawell" dan "welcome". 

Menurut Oxford English Dictionary, "farawell" bukanlah padanan yang tepat, karena kata itu ditujukan kepada seseorang meninggalkan orang lain. 

Adieu (to-God) lebih tepat disandingkan dengan kata "good-bye", "God be with you", karena Adieu diucapkan oleh orang yang akan pergi kepada orang yang ia tinggalkan. Berikut ini adalah skema lengkapnya:

  • Orang yang ditinggalkan akan berkata: "Farewell, fare thee well, sampai jumpa lagi, pergilah dalam nama Tuhan. Semoga engkau menempuh perjalanan yang aman, kemanapun engkau pergi."
  • Orang yang akan pergi akan berkata: "Adieu, aku menyerahkan engkau kepada Tuhan, kepada kasih-Nya selama aku pergi. Tuhan besertamu selama aku tidak ada di sini. Semoga Tuhan hadir di saat aku tidak hadir."

Kita bisa melihat bahwa cukup sulit mengatakan adieu kepada Levinas. Jika kematian dipahami sebagai suatu perjalanan, maka itu merupakan suatu perjalanan yang diambil oleh "Yang Lain". 

Perjalanan itu ditempuh tanpa ada jalan untuk kembali. Orang yang hidup ditinggalkan oleh yang meninggal dunia. Jika demikian yang terjadi, maka kita harusnya mengatakan farewell (selamat jalan).

Jika kita mengikuti protokol yang telah disebutkan di atas, orang yang sudah berada di ambang kematian seharusnya mengucapkan adieu kepada orang-orang yang akan ia tinggalkan. Tidak mungkin adieu diucapkan ketika seseorang sudah akan dimakamkan. 

Maka, dapat dikatakan bahwa mengatakan adieu kepada orang yang meninggal membutuhkan revolusi pemikiran mengenai kematian, bahwa mereka yang sudah meninggal tetap ada meskipun tidak kelihatan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline