Pernah saya mendengar obrolan dua orang mahasiswa di stasiun Tugu Yogyakarta, kejadiannya sudah lama kira kira tahun 2011, tapi saya mengingat betul isi pembicaraan dua orang mahasiswa itu, yang penggalan obrolannya adalah sebagai berikut: " Kereta Indonesia saya rasa bisa bersaing dengan kereta di negara maju" " Dimananya ?" Tanya temannya yang berambut kriting memakai kaca mata "Yah interiornya, kebersihannya juga kecepatan" "Kecepatan?....menurutmu kereta tercepat di Indonesia yang bisa disaingkan dengan kereta luar negeri kereta apa?" tanya temannya yang berambut keriting "mmm Argo Bromo Anggrek " jawab temannya Langsung temannya yang berambut keriting terpingkal pingkal, aku mendengar itu juga terpingkal pingkal...tapi dalam hati... " Kau tahu Shinkansen? " tanya temannya yang berambut keriting, sambil menahan tertawa "Tahu...kereta tercepat di Jepang kan?" "Kalau kau bilang kecepatan kereta Argo bromo Anggrek tidak kalah dengan kereta luar negeri menurutku kalimatmu kurang lengkap, karena jika kereta Argo Bromo Anggrek diajak balapan dengan Shinkansen maka hasilnya Agro Bromo baru sampai satu kali, Shinkansen sudah empat kali bolak balik Jakarta Surabaya dengan catatan kondisi rel sama" Dalam hati aku membenarkan keduanya....kenapa ...? Saat ini diakhir 2012, kereta api terus berbenah, dari sistem ticketing sampai dengan ketepatan waktu, interior kelas executive kereta api jenis Argo, memang sudah bagus, terutama Argo Bromo Anggrek, menurutku bisa bersaing dengan shinkansen ( walaupun aku hanya melihat dari gambar) Masalah kecepatan...kereta paling mahal di Indonesia belum bisa bersaing dengan Shinkansen, EuroStar, atau kereta tercepat di belahan dunia lainnya. Sejak pertama kali dikenalkan kereta api oleh ibuku, aku langsung jatuh cinta dengan moda transportasi ini, pergi kemanapun, asal masih di pulau jawa aku akan memilih naik kereta api, aku dan merasakan betul perubahan yang dilakukan PT KAI Dari perubahan yang dilakukan oleh manajemen PT KAI, perubahan yang paling aku tunggu adalah 1. Kecepatan dan tepat waktu. rasanya mimpi Indonesia bisa memiliki kereta seperti Shinkansen, Jakarta Surabaya ditempuh dalam waktu 2 jam. aku yakin jika ada seperti itu, penumpang pesawat terbang akan beralih ke kereta api. 2. Tiketing, maksudnya disini adalah, jika penumpang tidak jadi berangkat maka ticket tidak hangus, tapi bisa digunakan pada hari lain, dengan tambahan biaya tentunya, yah paling tidak meniru sistem tiket pesawat, jadi penumpang tidak terlalu dirugikan. Karena mempunyai impian seperti itu, timbul inspirasi tentang kereta di Negeri Samudra, negeri yang hanya ada pada novel Seven of Wind: The Time Machine, dalam novel tersebut kutuliskan imajinasiku kereta super cepat dengan jarak tempuh 750km / jam yang dinamai kereta cahaya, Rute kereta Cahaya adalah ibukota negeri Samudra Weindo, sampai Ibu kota propinsi Jasequw Selatan, Prime Jasequw yang berjarak 500 km. Yah..apapun yang sudah dilakukan oleh manajemen PT KAI sebagai penumpang paling loyal aku bisa kasih point bintang 4. Kereta api ayo teruslah berbenah...(^0^) Penulis
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H