Lihat ke Halaman Asli

Pandji Kiansantang

"Bahagia Membahagiakan Sesama"

Tragedi Liverpool: Pelajaran bagi kita

Diperbarui: 30 Januari 2023   06:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Musim ini tim favoritku, Liverpool hancur-hancuram permainan dan prestasinya. Baru tengah musim, The Reds sudah tersingkir di 3 dari 4 ajang : Piala Liga dan Piala FA, tercecer no 9 di Liga Primer (tak ada harapan juara).

Satu2nya peluang gelar ada di Liga Champions, itupun harus melawan juara bertahan Real Madrid yang lebih difavoritkan. Liverpool diperkirakan akan "puasa gelar" musim ini.

Parahnya, mereka terlempar dari 5 besar dan sekarang mirip klub medioker. Lawan tim papan bawah bahkan penghuni dasar klasemen saja sering kalah.

Hancurnya prestasi mereka terlihat jelas ketika kita menonton permainannya. Tidak berkualitas. Selalu kebobolan (sulit clean sheet), kesulitan menciptakan peluang dan mencetak gol. Ketika diserang panik, serangan mudah dibaca dan dilumpuhkan.

Jauh sekali dibanding melihat cara bermain Arsenal sang favorit juara EPL musim ini (melesat, berbanding terbalik dengan Liverpool), sang juara bertahan Manchester City yang selalu konsisten dan tambah gacor dengan striker Halaand yang fenomenal. Bahkan MU yang selalu jadi pecundang setelah ditinggal Sir Alex, kini di bawah Ten Hag, berada satu klas di atas musuh bebuyutannya Liverpool.

Pelatih City Pep Guardiola menunjukkan sebagai pelatih terbaik sekaligus pemimpin berkualitas yang mampu mencetak kader mumpuni seperti Michael Arteta (asistennya di City) yang kini merevolusi Arsenal dan Erik Ten Hag (asistennya dulu di Bayern) yang kini mampu membangkitkan MU tanpa superstar CR7.

Musim ini adalah mimpi buruk Liverpool. Menonton Si Merah termasuk di kandang  adalah penderitaan bagi fansnya. Euforia hilang menjadi Tragedi karena tim ini telah kehilangan status dari favorit juara menjadi tim pecundang.

Apa penyebab kemerosotan Liverpool ?

1) Badai cedera. Saat ini menepinya Van Dijk, Firmino, Jota dan Diaz memporakporandakan pertahanan dan membuat tumpulnya penyerangan.

2) Pindahnya winger energik Sadio Mane ke Bayern. Ternyata menjadi pemain kunci. Kepergiannya sungguh menjadi penyesalan terbesar.

3) Gagal merekrut pemain baru berkualitas. Harapan besar pada Nunez dan Gakpo di sektor penyerang ternyata flop. Midfield baru yang berkualitas tidak direkrut. Kemungkinan  karena minimnya dana  FSG sebagai pemilik yang dinilai pelit. Santer berita Liverpool mencari investor baru yang tajir .

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline