Lihat ke Halaman Asli

Pandji Kiansantang

"Bahagia Membahagiakan Sesama"

Lorong Waktu Kampus UI Depok

Diperbarui: 1 Juli 2022   03:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

 35 tahun lalu, saya hadir di sini sebagai Mahasiswa Baru. Bangga diterima sebagai warga baru "Kampus Perjuangan". Jaket kuning yang baru kugunakan seolah kostum superhero. Siap membuat perubahan dan menaklukan dunia. Dada membusung, menantang "Ini dadaku, mana dadamu?"

 Tahun 1987 menjadi saksi dalam sejarah Universitas Indonesia. Kampus baru didirikan di Depok, yang ketiga setelah Salemba dan Rawamangun. Walau lokasi makin bergeser ke pinggir ibukota, namun kampus baru tetap menjadi pusat perhatian. Harapan besar membuncah. Dari bekas kebun karet ini, akan muncul kampus perjuangan baru. Memotori gerakan perubahan... dari Depok ke Jakarta untuk seluruh Indonesia. 

Kami mahasiswa Angkatan 87 adalah Generasi Pertama Kampus UI Depok. Kamilah yang menyaksikan transformasi sebuah lahan kebun karet menjadi pusat intelektual baru. Kamilah yang beruntung menikmati gedung dan berbagai fasilitas yang serba baru, masih mencium bau cat tembok dan vernis pintu kayu dari kampus baru ini.

 Kampus baru lahir, generasi mahasiswa UI Depok pun lahir. Berbagai mimpi dan harapan tinggi tersemat di benak kami. Semangat baru di kampus baru. Kami harus buktikan bahwa kami lebih baik dari Generasi Salemba dan Rawamangun. 

Saya sendiri yang begitu antusias diterima di jurusan dambaanku, Sejarah UI. Mencukur gundul rambutku untuk memenuhi nazarku. Membuatku berbeda dengan mahasiswa baru lainnya yang tak menggunduli rambutnya. Membuatku menjadi sasaran favorit plonco senior. Pada inisiasi, diberi nama baru Pak Ogah, mengikuti nama tokoh gundul pada serial TV Unyil.

 Tapi penampilanku yang berbeda justru membuatku diangkat menjadi Ketua Angkatan. Membuka pintu jalan aktivitas kemahasiswaan dengan menjadi ketua himpunan mahasiswa jurusan, ketua senat mahasiswa fakultas dan ketua forum mahasiswa sejarah se-Indonesia.

 Waktu berjalan. Sang mahasiswa baru yang culun dan plontos itu, menjadi populer sebagai Ketua Senat. Kenangan indah masa kuliah di kampus Depok ditutup dengan lulus kuliah dan diwisuda. Tak terlupakan senyum bangga Papa dan Mama yang mendampingiku saat Wisuda di Balairung.  Bahkan saya menemukan jodohku di kampus Sastra tercinta. 

Keluar dari dunia kampus dan masuk ke dunia kerja. Realita hidup yang keras mulai menggugurkan idealisme dunia kampus. Di dunia kerja, IPK tak lagi berguna. EQ lebih penting dari IQ. Bagiku sungguh beruntung memiliki riwayat aktivitas mahasiswa yang panjang. Menjadi modal senjataku membangun karir selama tiga dekade. Setelah jenuh sebagai "budak korporat" tiga tahun lalu kuputuskan resign dan menjadi "manusia merdeka". 

Malam ini, setelah 35 tahun, saya kembali ke kampus almamaterku ini. Berbagai nostalgia kenangan indah masa mahasiswa kembali bermunculan. Tapi keadaan sudah jauh berubah. Kampus Fakultas Sastra, FSUI berganti nama menjadi Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, FIB UI. Gedung dan fasilitas baru dibangun. Kini dihuni mahasiswa era pandemi yang selama dua tahun ini hingga sekarang masuh kuliah offline.

 Gedung-gedung Kampus UI Depok ini menjadi saksi bisu dari bangkit dan jatuhnya impian-impian kami. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline