Assalamu'alaikum ya ahli kubur.
Wahai Leluhurku, kau hidup jauh sebelum aku dilahirkan. Kau pasti tak mengenalku cicit buyutmu. Akupun hanya mengenalmu dari Silsilah yang dikisahkan sesepuh.
Hari ini seusai menunaikan Shalat Jum'at, kuniatkan berziarah ke makammu. Buku Yaasiin mengenang wafatnya Papa kubawa serta. Mengingatkanku pada kenangan semasa kecil diajak almarhum Papa menziarahi leluhurnya ini. Kuanggap ziarah ke leluhur ini sebagai bakti pada orangtuaku yang sudah tiada.
Pusaramu ada di Pendopo yang di dalamnya terdapat lima makam penerus pendiri kota Jakarta. Makam-makam tua yang sangat dihormati. Para pejuang agama dan bangsa melawan penjajahan Belanda. Komplek makam ini sering diziarahi, dibacakan surah yaasiin, tahlil dan doa oleh para peziarah.
Hatiku damai saat berziarah ke makammu. Udara sejuk, angin sepoi-sepoi dengan pemandangan alami Kali Ciliwung menambah khusyu Doa yang kupanjatkan.
Memandang kuburanmu menggugah kesadaranku. Tidak lama lagi akupun akan menyusulmu wahai leluhurku. Meninggalkan dunia yang fana untuk kembali pada Sang Pencipta.
Wahai leluhurku, walau kita terpisah ratusan tahun, namun kita dipersatukan dalam Doa. Semoga kudapat melanjutkan semangat kepahlawananmu memperjuangkan agama dan bangsa. Aamiin ya rabbal alamiin.
*Ziarah Pandji Kiansantang ke makam Pangeran Sageri di komplek Masjid Jami Assalafiyah Pangeran Jayakarta di Jatinegara Kaum. Jum'at, 3 Juni 2022 (2 Dzulqa'dah 1443 Hijriah)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H