Jiwa kita adalah suatu misteri... Mengenali diri sendiri adalah perjalanan panjang dalam mencari jati diri.
Dengan mengenali diri, kita legowo dalam mengakui kekurangan dan kelemahan diri. Muncul keinginan untuk meng-upgrade diri menjadi "manusia yang lebih baik", mampu meningkatkan peran sebagai suami / istri, orangtua, anak, kakak / adik, teman, tetangga, atasan, bawahan... yang lebih baik lagi.
Sejatinya manusia berada di persimpangan antara kegelapan dan cahaya terang. Terkadang nafsu dan syaithan dalan diri menjerumuskan kita pada kegelapan. Hingga akhirnya Hidayah Illahi datang cahaya membawa kita dari remang-remang ke jalan terang.
Menjalani keseharian hidup di dunia yang fana itu pergumulan terus menerus antara Hati nurani dan kuasa kegelapan. Dari gelap terbitlah terang. Bukan karena perintah kyai, ustadz, motivator atau ajakan dan dorongan orang lain. Melainkan muncul dari kesadaran diri sendiri.
Bermula dari secercah sinar yang masuk ke dalam kalbu terdalam. Menggetarkan hati, menjernihkan akal pikiran dan membangkitkan akhlaq yang mulia. Menyadari siapa kita, dari mana kita dan mau kemana kita. Dari hidup tanpa arah menjadi memiliki Tujuan hidup dan menyalakan gelora api semangat untuk mencapainya.
Itulah "Pencerahan Diri". Suatu momen langka dalam perjalanan hidup yang panjang... yang akan mengubah segalanya.. dari cara berpikir, cara berbicara dan berperilaku. Menjadi pelita penerang yang membimbing langkah kita menuju kebahagiaan yang hakiki... Hidup yang bermakna dengan memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi orang lain.
*Pandji Kiansantang, 15 hari sesudah "Hari Kemenangan" Idul Fitri 1443 Hijriah. Senin, 16 Mei 2022 bertepatan dengan Tri Suci Waisak 2566 Buddhist Era