Kemarin sepupuku yang tinggal di pusat kota Denpasar, Bali mengirim pesan :
"Selamat pagi Ken,..hari yang cerah....kalau melihat alam sekitar , bunga selalu bermekaran , lebah dan burung terbang bebas , matahari bersinar cerah....tidak ikut pusing atau stress seperti kita kita manusia. Mungkin maksudnya bahwa sebenarnya kita manusia itu adalah bagian dari alam , bukan pusat alam semesta. Cuma kadang manusia mungkin merasa dialah pusat alam semesta. Jadi kalau sedang ruwet , alam ikut ruwet..he he kenyataannya tidak"
Saya yang sedang menginap di Ubud, tepatnya di "Tropical View Garden" yang ada pas di sebelah "Monkey Forest" menanggapinya :
"Pagi Bang Rico. Menurutku :
Semua gonjang ganjing sekarang ini disebabkan oleh kesombongan, ketamakan dan "kemelekatan" manusia pada materi.. termasuk ketakutan mereka yang berlebihan pada Kematian - yang dianggap akan memisahkan mereka dengan apa'apa yang mereka cintai (manusia atau harta kepemilikan).
Sebaliknya Alam flora dan fauna tetap damai sejahtera. Di Ubud, Bebek-bebek tetap bermain air di sawah, pada malam hari, katak sawah tetap bersahut-sahutan.
Monyet-monyet di Monkey Forest tetap bergelayutan di pohon. Mereka tak peduli dengan pandemi, sehingga tak ada yang berubah dalam kehidupan alami mereka.
Saatnya manusia berguru pada Alam"
Inilah Renungan dari Monkey Forest di pedalaman Bali yang hijau royo-royo dan sejuk.
*Pandji Kiansantang, Minggu, 18 Juli 2021 @ Ubud, Gianyar