Srie Redjeki namanya... Nama yang sederhana yang menggambarkan pribadinya yang sederhana.
"Sri"... nama yang banyak dipakai wanita Jawa. Nama rakyat biasa, yang sesungguhnya berasal dari nama yang dimuliakan... Dewi Sri, sang pelindung kesuburan, Dewi sawah dan kesuburan di Jawa dan Bali.
"Rejeki"... pastilah harapan orangtuanya agar kehadiran putrinya ini membawa Rezeki. Nama "Rejeki" pastilah menunjukkan jaman doeloe karena versi zaman sekarangnya adalah Rizki.
Nama adalah Doa... dari orangtua pada anak yang menyandang nama itu. Mengandung harapan agar anaknya dapat menjadi seperti yang terkandung dalam namanya itu.
Nama "Sri Rejeki" mengandung doa agar yang mempunyai nama itu memberi manfaat pada sesama dan memiliki rezeki yang berkah...
Kak Srie Redjeki yang kukenal adalah pribadi yang sederhana, rendah hati dan ramah. Sebagai yang tertua di generasi ketiga keluarga besar Pandji (cucu Aki Nini), beliau menunjukkan Teladan dengan Sikap, bukan dengan ucapan. Selalu hadir dalam setiap acara keluarga besar. Menunjukkan komitmennya pada Silaturahmi keluarga.
Berasal dari Keluarga Pandji Wiranata, anak pertama dari Aki Pandji. Wa Tjepy panggilan ayahandanya merupakan Teladan dalam menjalin silaturahmi keluarga. Langkahnya ini diikuti oleh anak dan cucunya yang menolak untuk "dikalahkan" pandemi, dengan terus mengadakan acara silaturahmi keluarga... yang saling menguatkan mereka di masa sulit ini.
Kak Sri Redjeki jarang bicara, tapi ramah dan sering tersenyum. Menjalankan Sunnah Nabi bahwa "Senyum adalah Shadaqah".
Dalam Diam-nya Kak Sri menebarkan keteduhan, Senyumnya menyuburkan silaturahmi.
Wafat pada hari Jum'at yang berkah. Dimakamkan sesuai pesan harapannya di pemakaman keluarga "Taman Muthmainah", Cibuluh, Bogor di dekat makam suaminya.
Kini Kak Srie sudah pergi. Tidak lagi ada, tapi tidak dilupakan. Insya Allah termasuk jiwa "muthmainah", jiwa yang tenang ke haribaan Sang Pencipta, Allah Subhanahu wata'ala. Selamat jalan Kak Srie