Lihat ke Halaman Asli

Pandji Kiansantang

"Bahagia Membahagiakan Sesama"

Let's Packing for the Ultimate Journey: Pencerahan Saat Duka Cita

Diperbarui: 10 Juli 2021   06:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi

Air mataku masih saja menetes pagi ini... mengenang kedua saudari sepupuku yang meninggal dunia setelah terpapar Covid pada hari Jum'at kemarin. Kak Sri Rejeki binti Pandji Wiranata (74 tahun) dan Sinta Novellita binti Seharto (50 tahun). Bagiku kehilangan 2 saudara dalam 1 hari adalah Tragedi... 

Dok. pribadi

Sebenarnya, saya pernah mengalami yang LEBIH berat ini dari ini : kehilangan Kakak tertua (sahabat diskusiku) dan Mama (sumber motivasiku bekerja) 4 tahun lalu pada 10-11 Januari 2021. Kak Ritha wafat di ICU RSCM setelah memakai ventilator seminggu. Mama Hj. Tuty Istiawaty wafat pada  keesokan harinya... meninggal dengan tenang di kursi... ketika sedang duduk pagi bersamaku dan istriku di teras. 

That's WORST day in my life... "Bagai kehilangan "family soulmates".. ada yang "hilang" sejak hari itu dari diriku... Kiamat kecil" dalam hidupku yang masih meninggalkan rongga luka di relung hatiku.  

Tragedi 4 tahun lalu itu menyadarkanku .. bahwa "Anything can happen beyond our expectation"... agar harus siap pada "worst case scenario"... 

Peristiwa tragedi KEMARIN Jum'at semakin menyadarkanku bahwa hidup ini fana (sementara). Kita semua hanya "numpang lewat"... sang musafir. Segala kepemilikan duniawi hanya "hak pakai", bukan "hak milik". 

Oleh karenanya ada 3 Pelajaran Hidup : 

1. Kita harus SIAP melepaskan orang yang kita Cintai kapanpun itu terjadi.. cepat atau lambat. Ikhlas, legawa karena yakin semuanya itu adalah rencana TERBAIK Sang Pencipta... Qadarullah... 

Kemarin kawanku  mengkoreksiku "Jangan bilang  meninggal KARENA Covid" karena sesungguhnya "Sakit karena Covid, tapi Meninggal KARENA Ajalnya sudah tiba, waktunya dipanggil "pulang" oleh Sang Khaliq. 

2. Kita harus SIAP meninggalkan dunia ini... kapan pun itu... termasuk meninggalkan orang-orang yang kita sangat cintai. Kematian adalah keniscayaan yang pasti terjadi. Kita semua sedang dalam ANTRIAN menuju gerbang "perjalanan abadi" ke kehidupan akhirat, hanya saja kita TIDAK pernah tahu kapan kita berangkat (di situlah yang membuat hidup ini menjadi misterius sekaligus "menantang") 

Semua orang INGIN Masuk Surga, tapi tak ada yang MAU Mati, padahal syarat untuk dapat masuk Surga adalah Mati terlebih dulu... 

Pertanyaan besarnya : SUDAHKAH kita kita Siap? Jujur kita tidak akan pernah siap... karena TIDAK pernah mau "mempersiapkan diri". 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline