Lihat ke Halaman Asli

Pandji Kiansantang

"Bahagia Membahagiakan Sesama"

Ingat Makan, Ingat Tuhan

Diperbarui: 6 Mei 2021   19:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Dokumentasi Pribadi

Ketika berbuka puasa (ifthar), kita merasakan betapa berharganya makanan dan minuman yang kita makan dan minum. Alhamdulillah... begitulah yang kita ucapkan ketika meneguk air minum untuk menghapus dahaga setelah 14 jam berpuasa. 

Betapa nikmatnya makanan yang pertamakali kita masukan ke mulut ketika berbuka... walau hanya makanan murah meriah seperti gorengan. Lagi-lagi kita makan ketika berbuka puasa dengan rasa bersyukur. 

Hakekat Puasa Ramadhan menyadarkan bahwa adanya makanan dan minuman bagi kita dan keluarga adalah KARUNIA Rezeki yang patut kita syukuri pada saat masih banyak orang diluar sana yang kelaparan dan kekurangan gizi. 

Mereka yang dari ke hari bertahan hidup dan bertanya-tanya "Apa yang BISA kita makan hari ini? Bukan "mau makan apa?" bagi kita yang dikaruniakan kelebihan rezeki sehingga bisa memilih makanan.

Selayaknya kita makan dan minum penuh syukur. Kita syukuri butiran Nasi yang kita makan adalah proses panjang dari perjuangan Petani di desa, mulai dari membajak sawah, menanam padi, membasmi hama sampai memanen padi dan memprosesnya menjadi beras yang layak makan. Jadi makan dengan "asal" (sembarangan) dan menyisakan makanan sehingga mubazir adalah wujud "kufur nikmat" (tidak bersyukur).

Pola makan seperti ini disebut "Mindful Eating" : makan dengan penuh kesadaran, penghayatan dan rasa syukur. Kuncinya adalah "fokus" dengan aktivitas makan. Tidak makan sambil ngobrol, lihat HP atau TV yang membuat pikiran kita tidak pada makanan yang kita santap. Atau makan sambil "ngelamun"...

"Melakukan SATU hal pada satu waktu". Dengan pikiran terfokus pada apa yang kita santap, niscaya makanan akan terasa lebih nikmat..  kita dengan sadar menikmati cita rasa makanan yang kita santap.  Membuat kita BAHAGIA ketika makan...  Mengunyahnya lebih perlahan membuat makanan tercerna dengan baik sehingga lebih menyehatkan tubuh.

Tapi di luar bulan Ramadhan, seberapa banyak kita INGAT TUHAN ketika MAKAN? Sejujurnya sedikit sekali. Kita akan sibuk ngobrol dengan teman makan daripada makan dengan penuh rasa syukur sambil mengingat karunia Tuhan. 

Semoga "semangat Ingat Tuhan ketika Berbuka Puasa" dapat kita lanjutkan setiap kali kita makan, baik di rumah maupun di restoran, pada bulan2 berikutnya. Ingatlah dengan Bersyukur, Allah SWT akan menambah Rezeki bagi kita. Aamiin.

 *Foto Ifthar (buka puasa) bersama istri di Restoran "GH (Generasi Harapan) Corner", jaringan asal Malaysia yang membuka cabang di Indonesia dan menyediakan makanan Melayu dan Timur Tengah.  Kelapa Gading, 24 Ramadhan 1442 H (5 Mei 2021)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline