Note : "Surat Cinta untuk Rambutku" ini adalah bagian dari self-talk, dialog dengan anggota tubuh kita sendiri
DEAR MY HAIR...
RAMBUTKU, terimakasih telah menjadi bagian dari diriku selama ini. Kau adalah KARUNIA Tuhan yang telah memperindah ciptaanNYA. Ketika kuputuskan untuk mencukurmu habis, bukan berarti kau sudah tak berguna lagi
Ini saat untuk BERUBAH, dalam cara berfikir, tindakan maupun PENAMPILAN. Masa krisis yang diakibatkan Pandemi ini perlu tindakan "luar biasa" dari mindset "sense of crisis". Dengan "tanpa rambut" semoga diriku lebih SENSITIF dengan perubahan yang terjadi di luar sana sehingga dapat lebih responsif. Dengan GUNDUL semoga kepala menjadi lebih enteng, beban pikiran menjadi lebih ringan dan otak menjadi tokcer dalam mencari solusi
Kita baru dapat lebih menghargai sesuatu setelah kita kehilangannya. Semoga ketika pada saatnya nanti kau kembali menghiasi kepalaku, diriku dapat lebih mensyukurimu sebagai karunia Tuhan padaku
*Pandji Kiansantang, 26 Desember 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H