Lihat ke Halaman Asli

Guru sebagai Nurturer Potensi Siswa Melalui DISC Personality di Ruang Kelas

Diperbarui: 12 Februari 2024   22:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Guru sebagai Nurturer Potensi Siswa Melalui DISC Personality di Ruang Kelas/https://www.powersresourcecenter.com/an-intro-to-disc-assessments/)

"True education goes beyond imparting knowledge; it involves nurturing the individual in all aspects - mind, body, and spirit. Cura Personalis is the compass guiding educators to tailor their approach to the unique needs and potential of each student." - Dr. Maria Montessori

Dalam dinamika ruang kelas inklusif, peran guru tidak hanya terbatas pada penyampaian materi pelajaran, tetapi juga mencakup kepekaan terhadap keberagaman gaya kepribadian siswa. Setiap siswa membawa ke dalam kelasnya karakteristik unik yang dipengaruhi oleh gaya kepribadian mereka, dan salah satu kerangka kerja yang dapat membantu memahami dan merespons perbedaan ini adalah model DISC Personality. Dengan empat dimensi utama, yaitu Dominance, Influence, Steadiness, dan Conscientiousness, DISC Personality memberikan wawasan mendalam tentang preferensi dan kecenderungan individu.

Artikel ini menekankan betapa pentingnya bagi guru untuk memperhatikan satu-persatu keunikan setiap siswa berdasarkan DISC Personality. Memahami gaya kepribadian siswa tidak hanya memperkaya proses pengajaran, tetapi juga membuka pintu menuju pendekatan yang lebih inklusif. Dengan memfokuskan perhatian pada preferensi dominan masing-masing siswa, guru dapat menciptakan lingkungan yang mendukung, memotivasi, dan memandu perkembangan pribadi serta akademis setiap individu.

Melalui keterlibatan yang mendalam dengan karakteristik Dominance, guru dapat membimbing siswa yang cenderung mengambil inisiatif dan berorientasi pada hasil. Pemahaman akan gaya Influence membantu menciptakan kegiatan sosial dan kolaboratif yang membangun hubungan, sementara fokus pada Steadiness mengarah pada pengembangan lingkungan yang tenang dan stabil. Sementara itu, penyelidikan terhadap Conscientiousness memungkinkan guru memberikan tugas dengan rinci dan kualitas, memenuhi kebutuhan siswa yang cenderung memiliki standar tinggi.

Dengan merawat satu-persatu berdasarkan DISC Personality, guru dapat merancang pembelajaran yang lebih responsif, meminimalkan konflik, dan merangsang potensi penuh setiap siswa. Dalam arus inklusi pendidikan modern, pengamatan detil terhadap gaya kepribadian menjadi kunci menuju kelas yang tidak hanya beragam secara budaya, tetapi juga menghargai keunikan dan perbedaan setiap siswa dalam perjalanan pendidikan mereka.

DISC Personality dan Pentingnya Pemahaan tersebut bagi Guru Kelas 

"In the pursuit of academic excellence, let us not forget the essence of education lies in fostering character, resilience, and a sense of purpose. Cura Personalis ensures that education is a transformative journey that shapes the whole person." - Dr. Howard Gardner

DISC Personality merupakan model psikometri yang dikembangkan oleh psikolog Amerika bernama William Moulton Marston pada tahun 1928. Sejarah singkat DISC Personality dimulai dari pemikiran Marston tentang bagaimana perilaku manusia dapat diklasifikasikan menjadi empat gaya dominan, yang kemudian dikenal sebagai Dominance (Dominan), Influence (Pengaruh), Steadiness (Keteguhan), dan Conscientiousness (Kepedulian).

Dalam konteks pendidikan, penerapan DISC Personality dapat membantu guru memahami perbedaan gaya belajar dan perilaku siswa. Berikut adalah penjelasan singkat tentang setiap gaya dalam konteks kelas:

  1. Dominance (Dominan): Siswa dengan gaya ini cenderung proaktif, suka mengambil inisiatif, dan mendominasi dalam keputusan. Mereka menyukai tantangan dan ingin mengontrol situasi.

  2. Influence (Pengaruh): Siswa yang cenderung ekstrovert dan bersemangat, suka berkomunikasi, dan bersosialisasi. Mereka dapat menjadi pemimpin dalam kolaborasi kelompok dan berfokus pada hubungan interpersonal.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline