Pendahuluan
Dalam era pendidikan yang terus berkembang, penerapan strategi pembelajaran yang efektif telah menjadi perhatian utama bagi para pendidik, peneliti, dan praktisi pendidikan. Salah satu pendekatan yang semakin mendapatkan perhatian adalah self-regulated learning (SRL) atau pembelajaran yang diatur secara mandiri. SRL merujuk pada kemampuan siswa untuk mengatur, mengawasi, dan mengontrol proses pembelajaran mereka sendiri. Dalam konteks ini, SRL dipandang sebagai kunci penting dalam membentuk siswa menjadi individu mandiri yang mampu mencapai prestasi akademis dan pribadi yang tinggi.
Para ahli pendidikan dan psikologi telah memberikan pandangan mendalam tentang pentingnya SRL dalam konteks pembelajaran. Sebagai contoh, Zimmerman (2000) menyatakan, "Self-regulation of learning is not a single ability or property but rather a complex, multidimensional construct that plays a central role in achieving academic and personal success." Pandangan ini menekankan bahwa SRL bukanlah sekadar kemampuan tunggal, melainkan konstruksi kompleks dan multidimensional yang berperan sentral dalam mencapai kesuksesan akademis dan personal.
Sementara itu, menurut Pintrich dan De Groot (1990), "Self-regulated learning refers to the self-generated thoughts, feelings, and behaviors that are oriented to attaining goals." Pernyataan ini menggarisbawahi bahwa SRL melibatkan pemikiran, perasaan, dan perilaku yang dihasilkan secara mandiri oleh individu dengan tujuan mencapai tujuan pembelajaran.
Dalam artikel ini, akan digali lebih dalam tentang esensi SRL dalam konteks pengembangan siswa yang mandiri dan berprestasi. Dalam artikel ini pula akan dibahas dampak SRL pada motivasi dan pencapaian siswa, peran penting guru dalam membentuk SRL, pengaruh teknologi dalam SRL, serta implikasi SRL dalam perkembangan kognitif dan emosional siswa. Dengan merujuk pada pandangan para ahli dan penelitian terbaru, artikel ini bertujuan bagi pembaca untuk memahami peran krusial SRL dalam membentuk masa depan pendidikan yang lebih efektif.
1. Pengaruh Self-Regulated Learning terhadap Motivasi Belajar Siswa
Self-regulated learning (SRL) telah terbukti memiliki dampak signifikan pada tingkat motivasi siswa dalam proses pembelajaran. SRL melibatkan kemampuan siswa untuk mengatur, mengontrol, dan mengawasi pembelajaran mereka sendiri. Dengan adanya tanggung jawab pribadi atas pembelajaran, siswa dapat merasa lebih memiliki kontrol atas tujuan dan hasil belajar mereka. Ini dapat memicu motivasi intrinsik yang lebih tinggi, di mana siswa merasa lebih termotivasi dan bersemangat dalam mengatasi tantangan pembelajaran.
Bukti yang mendukung hubungan positif antara SRL dan motivasi belajar datang dari penelitian Zimmerman (2002), yang menyimpulkan bahwa siswa yang lebih mampu mengatur diri mereka sendiri dalam pembelajaran cenderung memiliki tingkat motivasi yang lebih tinggi. Para siswa ini memiliki kemampuan untuk merencanakan tujuan pembelajaran yang realistis, mengidentifikasi strategi yang efektif, dan secara proaktif mengatasi hambatan. Selain itu, SRL juga dapat meningkatkan persepsi siswa terhadap nilai intrinsik dari materi pembelajaran, yang pada gilirannya mendorong minat yang lebih dalam terhadap pembelajaran.
Sejalan dengan itu, John Hattie (2009) dalam meta-analisisnya menemukan bahwa self-regulation memiliki dampak besar terhadap motivasi intrinsik siswa. Hattie menjelaskan bahwa ketika siswa dapat mengontrol dan mengawasi pembelajaran mereka sendiri, mereka cenderung memiliki persepsi yang lebih positif terhadap kemampuan belajar mereka dan merasa lebih puas dengan pencapaian mereka. Ini secara alami merangsang motivasi intrinsik yang lebih kuat.
Dalam konteks ketrampilan metakognitif, Flavell (1979) menyatakan, "Metacognition refers to one's knowledge concerning one's own cognitive processes and products or anything related to them." Pernyataan ini menegaskan bahwa kemampuan siswa untuk mengatur proses belajar mereka secara mandiri juga melibatkan pemahaman tentang proses kognitif mereka sendiri, yang dapat mempengaruhi tingkat motivasi mereka.
2. Peran Self-Regulated Learning dalam Mengembangkan Keterampilan Pembelajaran Seumur Hidup
Dalam konteks pendidikan modern yang menekankan pada pembelajaran mandiri dan berpusat pada siswa, self-regulated learning (SRL) memegang peranan penting dalam membantu siswa mengembangkan keterampilan pembelajaran seumur hidup yang esensial. SRL tidak hanya mempersiapkan siswa untuk mengatasi tantangan pendidikan saat ini, tetapi juga membekali mereka dengan keterampilan yang diperlukan untuk terus belajar dan berkembang di masa depan.
SRL membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan analitis. Dalam proses mengatur dan mengawasi pembelajaran mereka sendiri, siswa dihadapkan pada tugas merencanakan, mengevaluasi, dan memonitor kemajuan mereka. Ini mendorong mereka untuk lebih berpikir kritis tentang tujuan dan strategi pembelajaran yang mereka gunakan. Dengan demikian, siswa terlatih untuk memilah informasi, menyaring yang relevan, dan mengembangkan kemampuan analisis yang kuat.