Lihat ke Halaman Asli

Dengan Visi Pendidikan Ki Hajar Dewantara, Kita Bergerak Bersama Melanjutkan Merdeka Belajar (Artikel dalam Rangka Hardiknas 2024)

Diperbarui: 30 April 2024   22:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ki Hajar Dewantara (sdimanaratulislam.sch.id)

Dengan Visi Pendidikan Ki Hajar Dewantara, Kita Bergerak Bersama Melanjutkan Merdeka Belajar (Artikel dalam Rangka Hardiknas 2024)

1. Pengantar

Ki Hajar Dewantara (KHD), yang juga dikenal sebagai Raden Mas Soewardi Soerjaningrat, adalah seorang pendidik, filsuf, dan pahlawan nasional Indonesia yang hidup dari tahun 1889 hingga 1959. KHD terkenal karena visi pendidikannya yang terfokus pada peningkatan pendidikan sebagai sarana pemberdayaan individu dan dalam mencapai kemerdekaan nasional.

Filosofi pendidikan KHD didasarkan pada gagasan bahwa pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan dan minat individu peserta didik. KHD percaya bahwa pendidikan harus didasarkan pada pengalaman dunia nyata, dan belajar harus menjadi proses yang aktif dan kolaboratif. KHD juga percaya bahwa pendidikan harus inklusif dan dapat diakses oleh semua orang, tanpa memandang kelas sosial atau latar belakang.

Salah satu sumbangsih KHD yang paling penting bagi pendidikan adalah pembelaannya terhadap "pendidikan pribumi" atau "pendidikan nasional". KHD percaya bahwa pendidikan tradisi Barat yang dipaksakan di Indonesia oleh kekuatan kolonial tidak memadai untuk kebutuhan rakyat Indonesia. Sebaliknya, KHD mengusulkan model pendidikan baru yang didasarkan pada budaya, bahasa, dan nilai-nilai Indonesia. Pendekatan ini akan membantu mempromosikan identitas nasional dan memberdayakan masyarakat Indonesia untuk mengendalikan masa depan mereka sendiri.

Semboyan KHD yang terkenal yang mensiratkan visi pendidikannya adalah “Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani”. Semboyan ini adalah ungkapan bahasa Jawa yang diterjemahkan menjadi “Di depan memberi teladan, di tengah memupuk kesatuan tujuan, di belakang memberi semangat”.

Bagian pertama dari moto, "Ing ngarsa sung tuladha", menekankan pentingnya memimpin dengan memberi contoh. Pemimpin harus bertindak sebagai panutan, mewujudkan nilai dan prinsip yang mereka ingin orang lain adopsi. Mereka harus mengatur suasana kelompok dengan mendemonstrasikan sendiri perilaku yang diinginkan.

Bagian kedua, “Ing madya mangun karsa”, menekankan pentingnya memupuk kesatuan tujuan. Pemimpin harus menyatukan orang-orang di sekitar tujuan bersama, membangun rasa tujuan bersama dan komunitas. Mereka harus mendorong kolaborasi dan kerja sama di antara anggota kelompok, bekerja sama menuju visi bersama.

Bagian terakhir, “Tut wuri handayani”, menekankan pentingnya memberikan semangat dan dukungan. Pemimpin harus menyadari kebutuhan dan tantangan yang dihadapi oleh mereka yang dipimpinnya, dan menawarkan bimbingan dan bantuan bila diperlukan. Mereka harus responsif terhadap kebutuhan kelompok dan bekerja untuk membantu orang mengatasi rintangan dan mencapai tujuan mereka.

Secara keseluruhan, semboyan yang sekaligus visi pendidikan KHD mencerminkan keyakinannya akan pentingnya kepemimpinan, persatuan, dan dukungan. Dengan memimpin dengan memberi contoh, memupuk kesatuan tujuan, dan memberikan dorongan dan dukungan, para pemimpin dapat membantu kelompoknya mencapai hal-hal besar. 

Artikel dalam rangka Hardiknas 2024 ini hendak bermaksud memberi pemahaman kepada pembaca visi pendidikan KHD, Bapak Pendidikan kita, dan bagaimana dengan visi pendidikan tersebut, kita bergerak bersama menyemarakkan dan menyukseskan Kurikulum Merdeka Balajar.

2. Teori Pendidikan yang Melandasi Visi Pendidikan Ki Hajar Dewantara

Visi pendidikan KHD dipengaruhi oleh beberapa teori dan filosofi pendidikan, antara lain:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline