Lihat ke Halaman Asli

Manfaat dan Tantangan dalam Flipped Classroom

Diperbarui: 9 November 2022   11:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudahkan di Kurikulum Merdeka Belajar ini kita terapkan flipped classroom pada mata pelajaran yang kita ampu? (Gambar oleh Pizieno dari Pixabay)

Mungkin banyak dari kita masih ingat contoh dalam hidup kita di mana kita mendapati diri kita duduk diam di ruang kelas. Mata kita berkaca-kaca, setelah mendengarkan guru kita berceramah dengan berapi-api dan sangatlah menyentuh hati di depan ruangan kelas.

Adegan-adegan ini masih akrab di beberapa sekolah-sekolah hingga saat ini, karena model pembelajaran tradisional terutama berkisar pada ruang kelas yang berpusat pada guru, di mana guru fokus pada penyampaian informasi, penugasan pekerjaan, dan menyerahkannya kepada siswa untuk menguasai materi.

Meskipun efektif untuk beberapa orang, model pembelajaran ini telah memaksa siswa untuk menjadi penerima informasi saja, bukan sebagai peserta didik dalam proses belajar mereka sendiri yang seharusnya melalui pembelajaran aktif.

Untungnya, seiring dengan semakin berkembangnya teknologi pembelajaran yang menyusup ke ruang kelas kita, model pembelajaran baru mulai muncul pada 2 (dua) dekade terakhir ini.

Model pembelajaran tersebut terus berkembang yang memungkinkan lingkungan belajar yang lebih kolaboratif dan berpusat pada siswa, melalui salah satunya flipped classroom atau kelas terbalik.

Tujuan utama dari flipped classroom atau kelas terbalik adalah untuk meningkatkan pembelajaran dan prestasi siswa dengan membalikkan model kelas tradisional, memfokuskan waktu pembelajaran kelas pada pemahaman siswa daripada pada hanya kuliah atau ceramah saja.

Untuk mencapai hal ini, guru memposting video ceramah singkat online yang tersematkan di Sway Office untuk dilihat siswa atau dibaca literasinya di rumah (before class activities) sebelum siswa mengikuti sesi kelas berikutnya (during class activities). 

Selain melihat video dan berliterasi digital lainnya, guru juga bisa memberikan pertanyaan pematik (trigger questions) untuk dicatat jawabannya oleh siswa untuk didiskusikan pada sesi pembelajaran di kelas.

Dengan melakukan hal ini memungkinkan waktu pembelajaran di kelas dicurahkan untuk memperluas dan menguasai materi melalui latihan pembelajaran kolaboratif, proyek, dan diskusi.

Pada dasarnya, melalui metode flipped classroom pekerjaan rumah yang biasanya dilakukan di rumah sekarang dilakukan di dalam kelas. Sedangkan kuliah atau ceramah yang biasanya dilakukan di dalam kelas dilihat di rumah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline