Lihat ke Halaman Asli

Saepiudin Syarif

TERVERIFIKASI

Writer

Kurasakan Bibirmu di Cangkir Kopiku

Diperbarui: 6 Maret 2023   07:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sudut kafe ini adalah tempat favoritku
Tak terlalu terlihat
Tapi jelas melihat seluruh ruangan
Siapa yang datang dan pergi

Kusesap cangkir kopi pertamaku
Hitam
Kental
Tanpa gula

Mataku mulai menyala
Kuambil gawai
Lalu kutulis cerita
Teman setia yang selalu kubawa

Otakku menyala
Ribuan huruf tumpah tanpa jeda
Kata demi kata
Hingga kopiku pun tak bersisa

Pikirku melayang
Ada kamu yang terbayang
Perempuan cantik tersayang
Meski belum sepenuhnya kusandang

Kamu adalah impianku
Kamu adalah idamanku
Kamu adalah khayalku
Tapi kamu adalah sahabatku

Kusesap cangkir kopi keduaku
Hitam kecokelatan
Berbuih putih di lapisan atas
Sedikit manis dengan aroma vanila

Kucoba lanjutkan ceritaku
Tapi terhenti
Entah kenapa
Tak ada huruf tak ada kata

Lalu kamu tidak hanya di pikirku
Kamu berdiam di hatiku
Kamu hadir di mataku
Kamu muncul di depanku

Sosokmu nyata menghampiriku
Tidak lagi dalam benak
Jantungku terkejut telak
Aku harus bersikap bijak

Lalu kamu tersenyum
Meraih cangkir kopiku
Menyeruputnya satu kali
Meninggalkan jejak bekas bibirmu

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline