Lihat ke Halaman Asli

Saepiudin Syarif

TERVERIFIKASI

Writer

Mawar Putih dan Kukis Cokelat

Diperbarui: 8 Februari 2023   06:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Semalam kamu datang di mimpiku,
Memberi sekuntum mawar putih,
Memberi sekotak kukis cokelat dengan taburan gula warna-warni,

Semalam kamu datang di mimpiku,
Memberi sekecup rindu,
Memberi sepeluk hangat,

Lalu kamu pergi,
Berjalan dengan anggunnya lurus ke depan dan tak menoleh sedikitpun setelahnya,

Aku menatap kepergianmu,
Diam,
Senyap,
Tak bergerak,

Aku ingin mengejarmu,
Aku ingin menahanmu,
Tapi tubuhku kaku,
Tapi mulutku kelu,

Hingga bayanganmu lenyap ditelan cakrawala,

Seketika air mataku jatuh berderai,
Sontak isakku menjadi-jadi,
Kenapa aku tak menahanmu?
Aku marah pada diriku sendiri,

Kupandangi mawar putih pemberianmu,
Kutatapi sekotak kukis cokelat darimu,
Lalu...
Aku tersadar
Mimpiku berakhir

Aku terbangun,
Mawar putih dan kukis cokelat itu tergeletak di mejaku,
Kuteriakkan namamu,
Kupanggil-panggil dirimu,

Berarti kamu datang bukan dalam mimpiku,
Berarti kamu datang di nyataku,
Kubuka pintu,
Kulari keluar rumah,
Kulari ke jalan,
Dirimu tak ada,

Lalu siapa yang memberiku mawar putih dan sekotak kukis cokelat bertabur gula warna-warni?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline