Kita sering mengajarkan anak-anak kita untuk berbuat baik. Berbuat baik adalah salah satu kebajikan yang akan dihitung pahala oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.
Begitu ajaran yang kita dapat saat kecil dulu dan itu yang kemudian kita ajarkan pada anak-anak kita. Kemungkinan itu juga yang akan diajarkan anak-anak kita pada keturunannya kelak.
Berbuatlah kebajikan untuk orang lain agar kita mendapat pahala. Seolah pahala adalah tujuan akhir dari kita berbuat baik. Memang dalam setiap agama atau keyakinan mengenal hal tersebut.
Bahwa setiap yang kita lakukan di dunia akan ada ganjarannya baik ataupun buruk. Perbuatan baik akan mendapatkan pahala dan perbuatan buruk akan diganjar dosa.
Tentu saja hal tersebut tidak salah tapi apakah ajaran Tuhan hanya urusan reward and punishman saja?
Agama mengajarkan kebaikan dengan memberikan contoh kejadian yang baik dan yang buruk di masa lalu melalui cerita dan pengalaman nabi-nabi yang diutus-Nya.
Tetapi apakah hal tersebut selalu hitam putih, mengajarkan pahala dan dosa saja?
Alasan anak masih kecil yang penting kenal agama dulu. Yang paling tepat mengajarkan agama pada anak kecil ya tentang pahala dan dosa agar dewasanya takut berbuat dosa.
Apakah memang seperti itu? Apakah harus seperti itu?
Saya bukan ahli agama juga bukan ahli pendidikan tapi mengenalkan Tuhan sebagai "penghukum" rasa-rasanya ada yang mengganjal di hati.
Bukankah Tuhan adalah Maha Pengasih dan Maha Penyayang, sebagaimana kalimat pembuka dari surat-surat yang kita baca dalam ritual ibadah kita?