Lihat ke Halaman Asli

Saepiudin Syarif

TERVERIFIKASI

Writer

Sambung Menyambung Menjadi Satu Itulah Antrian Salaman Lebaran

Diperbarui: 22 Mei 2020   10:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto. antarafoto.com

Hari Raya Idulfitri adalah waktunya untuk berkumpul dan bermaaf-maafan dengan keluarga dan handai taulan sekalian. Hari istimewa untuk melebur segala salah dan khilaf setelah menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan.

Selalu ada cerita di setiap momen Idulfitri. Bersama siapapun dan di mana pun, momen lebaran menambah tabungan kenangan kita.

Berkumpul di kampung halaman, bertemu sanak keluarga yang jarang bersua, kegiatan yang dilakukan adalah mengobrol, bercerita, mendengar cerita, berbagi kisah, berbagi kenangan, bahwa ada ikatan di antara kita, bahwa persaudaraan itu berharga.

Kebiasaan di kampung halaman di Cirebon, selesai melakukan shalat Idulfitri di masjid atau di lapangan desa biasanya para warga akan berbaris antri untuk bersalam-salaman satu dengan lain, anak-anak hingga orang tua, kenal atau tidak. Jumlahnya bisa ratusan orang. Barisan laki-laki dan perempuan terpisah.

Setelah bubar dari masjid atau lapangan, warga bergerak menuju ke rumah masing-masing yang terpencar ke percabangan jalan atau gang.

Di mulut-mulut jalan atau gang ini pun tidak ada langsung masuk ke rumah tapi berdiri di depan rumah masing-masing untuk bersalaman dengan sesama warga yang tinggal di jalan atau gang tersebut.

Di sini bermaafan atau bersalaman sudah bisa dengan warga perempuan yang tadi terpisah saat di masjid atau lapangan.

Para wanita atau anak-anak yang tidak bisa melaksanakan shalat Idulfitri pun ikut bergabung dalam barisan. Setelah antrian habis, warga baru masuk ke rumah masing-masing.

Di dalam rumah mulai diadakan sungkeman antar anggota keluarga. Bisa dilakukan di rumah yang paling dituakan. Tradisi maaf-maafan dengan sungkeman pada kakek-nenek, orang tua, dan saudara-saudara, dan anak keponakan.

Biasanya di sinilah momen berbagi angpao lebaran kepada keponakan atau saudara-saudara. Lalu dilanjut dengan makan bersama dengan menu khas lebaran berupa ketupat dan lauk pauk khas lainnya.

Canda, gelak tawa, dan suka cita akan mewarnai percakapan pagi itu. Tak ada lagi marah dan dendam. Semua lebur. Kegiatan bermaaf-maafan belum selesai.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline