Lihat ke Halaman Asli

Badai Sabana

Diperbarui: 26 Maret 2019   09:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Oleh Pius Rengka

Wahai badai, jangan dikau sesali gemuruhmu di padang sabana, 

karena sisa nafasmu masih di sana 

pada getar ilalang sangkakala. 

Jangan pula dikau menoleh pada nasib hari kemarin, 

karena itu hanya sebuah detak kisah tangis nan asin

Ketika dikau berlalu begitu riuh di pelupuk punggung bukit kami

Sejuta genta kaki kuda menghambur debu ke pelupuk badai

Wahai senyap, di manakah riuh sejuta makna cinta

Dari jemari kepedihan derita jelata

Aku di sini dan akan tetap di situ tak pernah ke mana 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline