Oleh Pius Rengka
Kudengar desah gelisah samudra petang dari tempat nun jauh
di tepi pinggul bukit Merah.
Meraih Gunung menuju cakrawala,
dari remang senja Mentari turun lereng samudra,
tanpa sedikit pun menoleh lagi, entah untuk sejenak.
Tetapi selalu kugantung sauh harapan dinanti setiap pagi,
karena janji pasti akan senantiasa memanggil mentari datang sendiri.
Wahai semesta di manakah rupamu di remang cahaya kian petang ini?
Wahai badai di manakah riuhmu tak sampaii.
Aku masih di sini, dan selalu aku mencari dan sekali lagi menanti janjiMu.