Dalam kerasnya dunia yang katanya ber – Tuhan
Kebencian dan permusuhan diumbar dengan murah
Jenuh dan letih jiwa ini memandangnya
Menjadikan duniaku seperti neraka padahal aku tinggal di tanah ‘surga’
Kulihat tangan-tangan penuh dengan darah dan mulut yang busuk
Di sana orang – orang ingin memahkotai kepalanya dengan seribu bunga
Mereka berpacu dalam jubah kebesaran menuju negeri ilusi
Mereka saling menikam dan memasang jerat maut
Meski begitu mereka masih berteriak memanggil nama Tuhan dengan nyaring
Tuhan yang katanya suci, maha kasih dan pendamai
Tapi Ia tak juga memberi jawaban