Lihat ke Halaman Asli

Fitriyah Ar

Cerita Fitri

Salah Jurusan

Diperbarui: 3 Maret 2019   14:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Seperti yang diketahui sebenarnya hampir semua orang merasakan kebingungan ketika masih akan menentukan jurusan dan bisa dipastikan semua mahasiswa pernah bertanya-tanya apakah jurusan yang diambil sudah sesuai dengan passion masing-masing atau tidak atau bahkan malah berada di jurusan yang justru salah.

Hal ini sangat wajar karena dengan begitu mahasiswa tersebut memikirkan masa depannya. Proses pemilihan jurusan setiap siswa berbeda-beda ada yang masuk jurusan tertentu karena memang suka ada juga yang mungkin dengan terpaksa karena keadaan ekonomi, keadaan orang tua sehingga memilih jurusan yang pada akhirnya tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Prof. Hadi Susanto dalam bukunya yang berjudul "Tuhan pasti ahli matematika" bercerita bahwa beliau sering menerima curhat dari seseorang mahasiswa yang "salah jurusan" seperti masuk jurusan Matematika padahal tidak suka berhitung, adapula yang masuk juruasan agama padahal sejak kecil tidak pernah mondok dan lain sebagainya. Hal ini persis seperti yang sedang saya alami, namun dibuku tersebut Hadi Susanto menegaskan bahwa kesuksesan seseorang tidak bergantung oleh apa yang melatarbelakanginya namun bergantung pada apa yang diperoleh.

Salah satu cerita yang sangat menginspirasi adalah cerita dari sahabatnya sendiri Bang Anto yang sering pindah-pindah jurusan ketika S3 di Belanda karena merasa kurang cocok mulai dari jurusan Matematika di Twente, Jurusan Psikologi di Tilburg dan untuk yang terakhir kali beliau bertahan dijurusan Ekonomi Universiteit Maastrich sampai lulus. Hebatnya setelah lulus beliau langsung mendapatkan pekerjaan.

Seperti yang dialami oleh sahabat baik Prof. Hadi Susanto beliau berkata jika masih ada mahasiswa yang merasa salah jurusan maka ingatlah teori ayam bubur ini "jika nasi sudah terlanjur menjadi bubur maka tinggal ditambah cekwe, kacang, kerupuk, sambal, ayam dan lain-lain agar menjadi bubur ayam spesial". Maksudnya tidak ada kata terlambat dalam hal belajar karena sejatinya Tawaran pekerjaan mengikuti prestasi bukan bidang studi.

Contoh fakta lain adalah seorang motivator yang hebat Mario Teguh yang selama ini kita kenal ternyata tidak pernah memiliki riwayat bersekolah dan kuliah dijurusan motivasi, namun beliau mampu menjadikan dirinya sebagai motivator hebat.

Bahkan Steve Jobs, Bill Gates dan Mark Zuckerberg tidak pernah tamat kuliah, akan tetapi apa yang terjadi?

Justru mereka bisa mencapai kesuksesan yang begitu tinggi, karena pada dasarnya jurusan dan perkuliahan tidak selalu menentukan kesuksesan.

Namun yang saya ketahui semua orang sukses tidak akan pernah menyia-nyiakan waktunya, boleh saja memiliki pekerjaan yang tidak ada kaitannya dengan apa yang pernah dipelajari di perkuliahan, namun yakinlah apapun yang pernah dipelajari tidak ada yang sia-sia.

Daftar Pustaka
Susanto, Hadi. (2015) Tuhan Pasti Ahli Matematika! Yogyakarta PT. Bentang Pustaka




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline