Lihat ke Halaman Asli

Secuil Sumbangsihku ke Pertiwi

Diperbarui: 26 Juni 2015   14:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Seperti biasanya, malam ini aku tiba kembali di rumah sekitar pukul sepuluh malam. Seharian aku disibukkan dengan kegiatan rutinku sebagai seorang pengajar komputer di sebuah lembaga pendidikan swasta di kotaku. Di sinilah tempatku berkarya dan berbagi ilmu dengan para siswa yang dengan setia selalu menunggu kehadiranku setiap hari. Dengan wajah sedikit kelelahan serta kemeja yang tampak lusuh, kuletakkan tas kerjaku di sebuah kursi panjang yang terletak di sudut ruang tamu. Bergegas aku menuju dapur dan menuangkan air hangat ke gelas kosong di atas meja makan. Kuteguk air itu hingga 2 gelas sekaligus dan langsung membasahi tenggorokanku yang kurasakan sangat kering selama perjalanan pulang. Setelah istirahat beberapa saat, aku mandi dan kubersihkan tubuhku dari timbunan keringat yang telah menempel seharian. Selesai mandi, kukenakan kaos oblong dan celana pendek yang menjadi kebiasaanku setiap hari. Sebelum aku mengambil piring dan ingin menikmati makan malam, perlahan kubuka pintu kamar, dan kulihat istri dan putriku yang masih BALITA sudah tertidur pulas dengan segala kedamaian yang tampak di wajah mereka. Perlahan pintu itu kututup lagi dan kulanjutkan acara makan malamku dengan menikmati hidangan di atas meja makan. Kunikmati hidangan itu dengan porsi secukupnya. Tidak terasa, jarum jam telah menunjukkan pukul 11.00 malam lewat. Kuraih tas kerja dan mengeluarkan sebuah laptop beserta modem wireless lalu menghubungkannya ke internet. Walau aku masih merasa kelehahan, tetapi malam ini aku online untuk menjelajah dunia internet sebagai bekal penambah materi pelajaran yang akan kuberikan esok hari ke murid-muridku. Saya pun mulai mencari berbagai sumber dengan browsing ke berbagai situs. Sekali-sekali aku berkonsentrasi mencoba mengingat kembali berbagai hal dan membolak-balikkan buku-buku yang berhubungan dengan materi yang akan kuajarkan besok. Hanya satu tujuanku, memberikan yang terbaik ke seluruh murid-murid yang menjadi tanggungjawabku dalam menghantar mereka menjadi seseorang yang berguna di suatu hari kelak. Walau kondisiku sebagai penderita polio yang mengakibatkan kaki kananku lemah tak berdaya, namun tidak menjadi penghalang bagiku dalam berbagi dan memberikan yang terbaik ke murid-muridku yang selalu setia menunggu kehadiranku. Mereka selalu gembira dan bersemangat ketika setiap saat aku muncul di depan pintu untuk segera berbagi ilmu dengan mereka. Dengan ditemani sebuah tongkat penyanggah yang setia melekat di ketiak kiriku, mereka selalu antusias dan bersemangat dalam menerima pelajaran. Disela-sela jam belajar, tak lupa selalu kuberikan kata-kata motivasi dan pandangan akan pentingnya menjadi seorang yang memanfaatkan masa muda untuk berprestasi. Tentunya hal ini berguna untuk dirinya sendiri, orang lain dan untuk tanah air. Selain sebagai pengajar, disela-sela waktu luang, aku juga aktif ngeblog. Tidak pernah absen dalam mengutak - atik blog kesayanganku tanpa ada batasan waktu pagi, siang, atau malam. Bagiku, media gratis ini adalah fasilitas termudah menuangkan segala uneg-uneg, menuliskan informasi terkini, dan berbagi dengan orang lain. Hal utama yang memotivasiku dalam ngeblog adalah karena media ini bisa menjadi sarana menuangkan materi pelajaran yang nantinya akan bisa dibaca oleh orang lain, khususnya murid-muridku. Satu hal yang membanggakanku adalah ketika aku dinobatkan sebagai the best blogger versi HOKI tahun 2009. Selain itu, adalah sebagai pemenang utama di lomba liveborderless tahun 2009 yang dilaksanakan oleh LG. Prestasi yang "membanggakan" ini juga menjadi pemicu semangat bagi murid-muridku sehingga mereka semakin rajin dan bersemangat dalam menuntut ilmu untuk sebuah prestasi yang kelak nantinya akan disumbangakan untuk Pertiwi. Tidak terasa, malam sudah semakin larut dan hari pun sudah berganti. Waktu telah menunjukkan pukul 02.36 dini hari dan udara pagi pun semakin terasa menusuk tulangku. Akhirnya kuselesaikan juga sebuah materi pelajaran komputer yang akan kuberikan nanti ke seluruh murid-muridku. Aku juga sempat membuat postingan baru dengan judul HAL BERBAKTI di salah satu blog kesayanganku, yang mengungkapkan bahwa dalam hal berbakti tidak harus memberi bantuan materi, tetapi sumbangsih pikiran, pengalaman dan ilmu yang membuat orang lain maju dan berprestasi juga merupakan salah satu bentuk berbakti. Dengan meneguk segelas air putih terakhir, aku offline dan mematikan laptopku. Dengan bantuan tongkat setiaku, kutuju pembaringan dan kurebahkan tubuhku. Dengan waktu yang tersisa aku terlelap dan mengumpul tenaga untuk kembali melayani para murid-muridku pagi nanti. Ku berharap dengan secuil sumbangsih ini, para murid-muridku akan tumbuh menjadi manusia-manusia yang berkarya, berprestasi yang akan memberi sumbangsih untuk membangun negeri ini menjadi negeri makmur,aman dan sentosa. Semoga! Dirgahayu Republik Indonesia ke-65, 17 Agustus 2010. foto:koleksi pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline