Lihat ke Halaman Asli

Seandainya Waktu Bisa Menjawab

Diperbarui: 30 Oktober 2023   11:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi cinta oleh robco

Bunyi klakson mobil selalu menemani sepanjang perjalanan pulang. Kota ini pun mulai menunjukkan cahayanya, namun sayang sekali bintang tampak tidak datang lagi. Sama sepertiku, selalu merasa hampa walaupun di kelilingi banyak orang.

"Mari kita rayakan kesepakatan besar ini dengan makan malam sepuasnya" Ungkap salah seorang atasan diikuti tepuk tangan yang meriah dari kami semua yang ada di sini.

Mayoritas menunjukkan ekspresi bahagia sebab gaji mereka tentu akan naik, namun sebenarnya bukan hanya gaji yang naik, beban kerja pun demikian.

"Menurutmu ini situasi baik atau tidak baik?" Tanya Mila di sampiku.

"Sepertinya akan sama saja."

"Aaah, tentu saja ini adalah hal baik, karena yang tidak baik adalah sikapmu." Sambungnya meledek.

Aku menanggapinya dengan tertawa kecil.

Detak dari jam di dinding tidak pernah berhenti, dan kini telah menunjukkan hampir tengah malam namun mataku masih terjaga. Ponsel yang semula telah dinonaktifkan aku hidupkan lagi. 

Sudah lama tidak ku buka album di sana. Tepatnya sejak ada kabar dia menghilang. Bukan tidak ingin, melainkan untuk membatasi agar harapan-harapan palsu itu tidak kembali.

Suara bel tiba-tiba terdengar. Ku pikir ini hanya halusinasi seperti biasanya. Saat pintu dibuka, seseorang yang ingin ku temui berada di sana. Dia menyapa dengan senyum hangatnya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline