Engkau laksana kain sutra di tengah badai salju
yang kemudian saat terik akan bermetamorfosis
menjadi mata air berasa manis
menyejukkan tanpa membiru
Saat para jati mulai berguguran
engkau tetap rimbun, berdiri dengan elegan
bahkan mentari musim semipun tak mampu
mengalahkan sinarmu
Ketika anakmu yang rapuh ini merengek takut untuk mengitari labirin
dengan sigap engkau merangkul tanpa ragu