Lihat ke Halaman Asli

Pendidikan Kepemimpinan Dalam Islam

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bulan Ramadhan, bulan penuh berkah. Banyak pemeluk agama Islam yang beribadah siang-malam mengagungkan Allah Swt. Ada yang pernah nyeletuk, “kalo Ramadhan itu jangan PDKT,”

“PDKT sama siapa coba…” timpalku sambil mengernyitkan dahi.

“Puasa Doang Kagak Tarawih,”

Senyum simpul menghiasi wajahku seketika. Berbicara soal tarawih, aku kadang merasa heran. Saat awal bulan Ramadhan biasanya pengunjung masjid melebihi kapasitas, tetapi saat pertengahan bulan terisi penuh pun belum tentu. Mungkinkah itu ups and downs bulan Ramadhan?

Suatu malam saat mendengarkan ceramah ketika tarawih perhatianku terpusat pada saf pertama perempuan. Kosong. Tak ada jamaah yang mengisi saf tersebut.

“Mungkin memang sengaja dikosongin kali,”

Begitulah perkiraan teman sekostku. Berhubung masih ragu, aku pun bertanya kepada seorang wanita tengah baya di sampingku. Rupanya saf tersebut tidak dimaksudkan untuk dikosongi.

Hmm… hal serupa juga dijumpai di dalam kelas. Barisan bangku paling depan di kelas belum tentu selalu terisi. Ternyata keengganan untuk menjadi “yang terdepan” tersebut juga dijumpai di masjid. Padahal menurut ilmu yang aku peroleh, sebaiknya saf depan dipenuhi dulu apabila sedang solat berjamaah. Ambil posisi depan layaknya seorang pemimpin. Aku baru menyadari jika ternyata sejak kecil aku sudah diajari jiwa kepemimpinan atau leadership.

200713 / 00:10 a.m.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline