Brain fog atau kabut otak adalah kondisi di mana seseorang merasa sulit untuk berkonsentrasi dan tidak bisa fokus ketika memikirkan suatu hal. Brain fog bukanlah sebuah penyakit, tetapi gejala dari kondisi atau penyakit tertentu yang bisa memengaruhi kemampuan seseorang untuk berpikir dan mengingat (alodokter.com).
Contoh praktisnya seperti ini, ketika kita lagi ngobrol lalu tiba-tiba di tengah kalimat kita lupa apa yang mau diomongkan. Atau, pas lawan bicara sedang ngomong, kita sudah memikirkan apa yang akan kita bicarakan. Eh, giliran kita mau bicara malah lupa apa poin yang sudah dipikirkan tadi. Obrolan jadinya kacau, malah dibilang ngomongnya sonya (sonde nyambung).
Pernah merasakan ini saat berbicara dengan beta tapi menjaga perasaan sehingga diam-diam saja? Maaf, itu gara-gara si brain fog..
Brain fog sonde hanya terjadi saat kita lagi berbicara, tetapi juga ketika kita mendadak sonde ingat mesti buat apa. Contohnya, kita ambil HP mau mengetik sesuatu atau SMS/telp/WA seseorang, tapi saat HP sudah di genggaman kita malah lupa mau buat apa. Atau, pergi ke dapur untuk mengambil sesuatu, eh sampai dapur kita kebingungan sendiri, datang ke situ untuk apa.
Brain fog hanya lupa sesaat, sonde sama dengan amnesia yang melupakan semua hal di masa lalu. Semua kenangan manis & indah dulu-dulu masih diingat, kok... Apalagi kalau diusik kembali... Hehehe...
Ada macam-macam penyebab brain fog, bisa gara-gara stress, kurang tidur, penyakit tertentu, perubahan hormon, dll. Brain fog juga disebut-sebut sebagai salah satu efek long covid pada penyintas covid-19.
Kalau selama ini anda baik-baik saja lalu sekarang sering lupa sesaat, segera hubungi dokter. Mungkin ada sesuatu yang sonde beres. Sedangkan bagi yang masih dalam taraf wajar, cara mengatasinya banyak tersebar di internet, silakan searching.
Brain fog adalah masalah umum pada penderita penyakit-penyakit autoimun, termasuk penyakit mielitis transversa seperti yang beta alami. Sejak awal sakit dulu beta sudah merasakan gejala ini namun awalnya sonde begitu terganggu, barulah akhir-akhir ini beta benaran terganggu dan sonde nyaman dengan hal ini.
Saat sharing dengan teman-teman Pemitra (Pejuang mielitis transversa) di grup, banyak di antara kami yang juga mengalami brain fog dan saling berbagi aneka tips cara mengatasinya.
Salah satunya dari Pemitra, teh Anna, yang menyarankan untuk mencoba "terapi mindfulness" yang didapat saat berkonsultasi ke psikolog. Tapi, ada juga teman yang memberi informasi agak berbeda tentang gejala brain fog.